AKTIVITAS PEREKONOMIAN

Membongkar Misteri Underground Economy

Redaksi DDTCNews | Kamis, 13 Agustus 2020 | 17:19 WIB
Membongkar Misteri Underground Economy

AKTIVITAS di luar transaksi ekonomi yang legal, kadang disebut underground economy, telah menarik perhatian para ekonom sejak lama. Pada kenyataannya, aktivitas ini terus meningkat dan berkembang sehingga memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap suatu negara.

Seiring berjalannya waktu, kondisi tersebut pada gilirannya mendorong peningkatan diskusi umum terkait dengan underground economy yang mencakup pekerjaan ilegal, penggelapan pajak, serta transaksi-transaksi “gelap” lainnya.

Alhasil, peningkatan kegiatan shadow economy secara luas dan kontroversial tersebut dibahas secara khusus yang melibatkan negara-negara yang tergabung dalam Organisation of Economic Co-operation and Development (OECD) maupun negara-negara Uni Eropa.

Baca Juga:
Bakal Teken Kerja Sama, DDTC dan FEB UNS Bedah Buku Konsep Dasar Pajak

Salah satu materi pembahasan terkait dengan kualitas kelembagaan yang ternyata diestimasi sebagai 66,6% dari penyebab timbulnya underground economy di negara-negara OECD. Dalam beberapa tahun terakhir, para politisi juga tengah menyoroti isu underground economy dan menghendaki aksi nyata dari pemimpin-pemimpin di sejumlah negara terkait hal tersebut.

Menurut mereka, pertumbuhan underground economy mencerminkan reaksi dari individu yang terbebani oleh negara. Hal ini mendorong aktivitas ekonomi yang tergolong “ilegal” ketimbang mengekspresikan ketidakpuasan melalui suatu demonstrasi formal.

Underground economy meluas hingga berujung pada tekanan keuangan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan layanan masyarakat yang tercermin dalam penerimaan pajak. Selain itu, buku yang berjudul “Size, Causes, and Consequences of the Underground Economy” ini juga memuat pandangan underground economy menjadi pendorong adanya persaingan harga yang tidak adil.

Baca Juga:
DDTC Terbitkan Buku Baru Konsep Dasar Pajak

Pendekatan ekonomi tradisional dalam menganalisis penghindaran pajak tampaknya belum berhasil dalam menjelaskan kepatuhan pajak. Penulis berpendapat terdapat suatu norma timbal balik antara pemerintah dan masyarakat sehingga menciptakan adanya suatu “moral pajak” yang tidak sebatas hanya pada pertimbangan pribadi ataupun analisis biaya dan keuntungan dari suatu individu.

Buku ini juga memuat estimasi underground economy di 145 negara dengan menggunakan pendekatan Dynamic Multiple-Indicators Multiple-Cause (DYMIMIC) dan permintaan mata uang. Namun, komparasi estimasi underground economy ini hanya terfokus pada kelompok negara yang berada pada fase sama dalam hal perkembangan ekonomi.

Meskipun demikian, berbagai estimasi underground economy tampaknya menunjukkan telah terjadinya peningkatan ukurannya dari waktu ke waktu. Sejauh ini, metodologi yang kerap digunakan dalam mengestimasi besaran underground economy ialah metode moneter.

Baca Juga:
Pentingnya Belajar Pajak dalam Bahasa Inggris, Cek Platform Ini

Metode tersebut memperlihatkan adanya transaksi moneter tambahan yang dibutuhkan seiring dengan terjadinya peningkatan aktivitas underground economy akibat penggunaan transaksi tunai untuk menghindari deteksi.

Pada kesimpulannya, penulis memberikan pemahaman atas sebab akibat dari underground economy secara terstruktur dan sistematis. Penulis memberikan gambaran aktivitas underground economy di seluruh dunia, seperti adanya aktivitas penjualan kerang ilegal di Teluk Morecambe serta penyelundupan tembakau di Inggris. Selain itu, penulis juga membeberkan analisis implikasi kebijakan publik melalui penilaian tentang cara berbagai pemerintah berusaha menangani masalah ini.

Sayangnya, penulis memuat studi estimasi underground economy di 145 negara yang dapat diinterpretasikan. Misalnya, sebagai persentase dari produk domestik bruto. Sebaliknya, pendekatan yang dipakai hanya menghasilkan suatu indeks estimasi aktivitas underground economy.

Baca Juga:
Coretax System, WP Bisa Melihat Progres Pemeriksaan secara Real Time

Meskipun demikian, buku ini berhasil menyatukan penelitian terbaru tentang penghindaran pajak, moral pajak, dan faktor-faktor mendasar lainnya yang sangat memengaruhi partisipasi dalam underground economy.

Selain itu, buku tersebut juga memberikan gambaran yang komprehensif tentang ukuran dan perkembangan underground economy, penyebab utama, motivasi, serta pengaruhnya terhadap ekonomi yang tergolong legal.

Penulis juga meninjau masalah kebijakan publik baru-baru ini oleh sejumlah negara dan cara mereka menanggapi dengan langkah-langkah untuk mengekang kegiatan underground economy. Buku ini layak dibaca oleh pemerhati pajak yang ingin mengupas dampak underground economy secara lebih menyeluruh. Tertarik membaca buku ini? Silakan datang ke DDTC Library!


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 10 Mei 2024 | 07:00 WIB BUKU PAJAK

DDTC Terbitkan Buku Baru Konsep Dasar Pajak

Rabu, 08 Mei 2024 | 08:00 WIB LITERATUR PAJAK

Pentingnya Belajar Pajak dalam Bahasa Inggris, Cek Platform Ini

Senin, 06 Mei 2024 | 08:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Coretax System, WP Bisa Melihat Progres Pemeriksaan secara Real Time

BERITA PILIHAN
Sabtu, 11 Mei 2024 | 15:45 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Wamenkeu: Bea Cukai Tidak Kejar Penerimaan dari Barang Kiriman

Sabtu, 11 Mei 2024 | 12:30 WIB KOMITE PENGAWAS PERPAJAKAN

RI Punya Komite Pengawas Perpajakan, Apa Tugas dan Fungsinya?

Sabtu, 11 Mei 2024 | 12:00 WIB KABUPATEN BANGKA SELATAN

Pemkab Bangka Selatan Tetapkan Tarif 9 Jenis Pajak Daerah

Sabtu, 11 Mei 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Rangkaian Penagihan Jika Utang Pajak Tak Dilunasi Lewat Jatuh Tempo

Sabtu, 11 Mei 2024 | 10:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Kriteria Barang yang Kena Pajak Dalam Rangka Impor, Begini Detailnya

Sabtu, 11 Mei 2024 | 09:37 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Sengketa Pajak akan Mengarah Soal Pandangan Kebijakan, Bukan Uji Bukti

Sabtu, 11 Mei 2024 | 09:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Telat Lapor SPT Tahunan dan Lebih Bayar, Begini Setoran PPh 25-nya