SEPERTI yang telah dibahas sebelumnya bahwa perhitungan angsuran PPh Pasal 25 dapat saja berbeda, tergantung dari kondisi-kondisi yang tengah dihadapi oleh wajib pajak. Namun, tidak hanya atas kondisi tertentu saja yang menyebabkan perhitungannya berbeda, hal yang sama juga terjadi dalam penghitungan PPh Pasal 25 untuk wajib pajak tertentu.
Penghitungan yang berbeda ini dimaksudkan agar lebih mendekati kewajaran penghitungan besarnya angsuran PPh Pasal 25 karena didasarkan pada data terkini dari kegiatan usaha tersebut. Berikut merupakan ketentuan penghitungan angsuran PPh Pasal 25 yang berbeda dan disesuaikan dengan kegiatan usaha tertentu:
Ketentuan wajib pajak baru diatur dalam Pasal 1 angka 1 PMK 208/PMK.03/2009 (PMK 208/2009). Wajib pajak baru menurut Peraturan Menteri Keuangan ini adalah wajib pajak orang pribadi dan badan yang baru pertama kali memperoleh penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas dalam tahun pajak berjalan. Penghitungan besarnya angsuran PPh pasal 25 untuk wajib pajak baru ini diaturdalam pasal 2 PMK 208/2009 yaitu:
Dalam Pasal 3 PMK 208/2009 mengatur bahwa besarnya PPh dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas laba-rugi fiskal menurut laporan keuangan triwulan terakhir yang disetahunkan dikurangi dengan PPh Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar negeri untuk tahun pajak yang lalu, dibagi 12 bulan.
Apabila wajib pajak bank atau sewa guna usaha dengan hak opsi adalah wajib pajak baru, maka besarnya PPh Pasal 25 untuk triwulan pertama adalah jumlah PPh yang terutang berdasarkan perkiraan perhitungan laba rugi triwulan pertama yang disetahunkan kemudian dibagi 12 bulan.
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 adalah sebesar pajak penghasilan yang dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas laba rugi fiskal menurut Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan (RKAP) tahun pajak yang bersangkutan yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang saham (RUPS) dikurangi dengan pemotongan dan pemungutan PPh Pasal 25 dan Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar negeri pada tahun pajak yang lalu, dibagi 12 bulan.
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk wajib pajak masuk bursa dan wajib pajak lainnya yang berdasarkan ketentuan diharuskan membuat laporan keuangan berkala, penghitungannya diatur dalam Pasal 5 PMK 208/ PMK.03/ 2009 yaitu sebesar Pajak Penghasilan yang dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas laba-rugi fiskal menurut laporan keuangan berkala terakhir yang disetahunkan dikurangi dengan pemotongan dan pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan Pasal 23 serta Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar negeri untuk tahun pajak yang lalu, dibagi 12 bulan.
Sebelum masuk ke dalam pembahasan mengenai contoh soal perhitungan PPh Pasal 25. Materi terkain dengan pengertian PPh Pasal 25, Tarif PPh Pasal 25, Penghitungan Angsuran PPh Pasal 25 dalam kondisi tertentu dan wajib pajak tertentu dapat dilihat di sini.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.