Sebuah pesawat lepas landas dari Bandara Billy Bishop setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan penumpang diwajibkan mendapatkan vaksin COVID-19 untuk bisa terbang, menaiki kapal dan kereta antar provinsi, di Toronto, Kanada, Rabu (6/10/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Osorio/HP/djo
OTTAWA, DDTCNews - Tambahan penerimaan pajak yang bakal diterima pemerintah Kanada akibat tercapainya konsensus atas Pilar 1: Unified Approach dan Pilar 2: Global Anti Base Erosion (GloBE) diprediksi mencapai CA$4,5 miliar atau Rp51,1 triliun per tahun.
Namun, estimasi tersebut belum sepenuhnya akurat mengingat masih terdapat beberapa klausul spesifik yang belum disepakati pada kedua proposal.
Menteri Keuangan Kanada Chrystia Freeland menyampaikan potensi penerimaan pajak yang diterima negaranya dari kesepakatan 2 pilar tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan pengenaan pajak digital atau digital services tax (DST) secara unilateral.
"Berdasarkan penghitungan kami, DST akan menghasilkan penerimaan sebesar US$700 juta per tahun. Dengan demikian, secara nominal konsensus lebih menguntungkan untuk Kanada," ujar Freeland, dikutip Rabu (20/10/2021).
Bila konsensus dapat tercapai dan multilateral convention (MLC) dari kedua pilar dapat disepakati pada tahun depan, Pilar 1 dan Pilar 2 ditargetkan akan mulai diimplementasikan pada 2023.
Namun, Kanada berencana akan mengenakan DST bila konsensus tak berjalan sesuai dengan rencana. Oleh karena itu, DST yang awalnya akan dikenakan pada 2022 diputuskan untuk ditunda hingga 2024.
Bila konsensus benar-benar bisa diterapkan pada 2023, barulah Kanada akan mencabut ketentuan DST dengan tarif 3% tersebut. Freeland berharap konsensus bisa tercapai pada 2022 sehingga seluruh kebijakan yang direncanakan dapat diterapkan mulai 2023.
"Saya berharap konsensus internasional dapat benar-benar tercapai karena sesungguhnya itu adalah opsi terbaik bagi Kanada dan masyarakat Kanada," ujar Freeland seperti dilansir cbc.ca. (sap)