KINERJA INVESTASI

Realisasi Melonjak 54%, Investasi Manufaktur Tembus Rp365 Triliun

Redaksi DDTCNews
Kamis, 27 Oktober 2022 | 09.39 WIB
Realisasi Melonjak 54%, Investasi Manufaktur Tembus Rp365 Triliun

Pekerja menggunakan alat berat memindahkan aluminium ingot di pabrik peleburan PT Inalum (Persero) di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Jumat (14/10/2022). ANTARA FOTO/Adiva Niki/Lmo/tom.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat realisasi penanaman modal sektor industri manufaktur sepanjang Januari-September 2022 mencapai Rp365,2 triliun. 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan capaian ini menjadi bukti bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi bagi pelaku industri manufaktur, baik nasional atau global. 

"Realisasi ini naik 54% dibanding periode yang sama pada tahun lalu, senilai Rp236,8 triliun," ujar Agus dalam keterangan pers, dikutip Kamis (27/10/2022). 

Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sektor industri manufaktur memberikan kontribusi hingga 40,9% terhadap total nilai investasi Indonesia senilai Rp892,4 triliun (year to date). 

Secara kumulatif, realisasi investasi di Indonesia tumbuh 35,3% (year on year). Hingga September 2022, nilai investasi yang mengalir masuk sudah mencapai 74,4% dari target yang dipatok pemerintah senilai Rp1.200 triliun sepanjang 2022.

Sementara itu, khusus untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN), realisasi investasi di sektor industri manufaktur tercatat senilai Rp104,9 triliun. Subsektor yang memberikan andil paling besar adalah industri makanan senilai Rp38 triliun atau menyumbang 9,2% dari total realisasi PMDN yang mencapai Rp413,1 triliun.

Sementara untuk penanaman modal asing (PMA), realisasi di sektor industri manufaktur menembus Rp260,3 triliun. Subsektor yang menyokong paling besar adalah industri logam dasar, barang logam, serta bukan mesin dan peralatannya dengan investasi menyentuh US$8,5 miliar atau berkontribusi 25,3% dari seluruh realisasi PMA yang berada di angka Rp479,3 triliun.

Agus mengungkapkan, di tengah situasi dunia saat ini yang dilanda krisis pangan, energi, hingga finansial, semua negara berlomba-lomba berebut investasi karena investasi dapat mendorong peningkatan nilai tambah, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan devisa.

"Kepercayaan diri para investor di sektor industri ini harus tetap dijaga, yang didukung dengan berbagai kebijakan strategis," katanya. (sap) 

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.