Ilustrasi. Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/4/2021). Wakil Presiden Ma'ruf Amin optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen pada tahun 2021 seiring berjalannya program vaksinasi COVID-19 dan dukungan fiskal pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
JAKARTA, DDTCNews – LPEM FEB UI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2021 masih akan terkontraksi sebesar -0,4% sampai dengan -0,8%.
Dalam laporan berjudul Indonesia Economic Outlook: Triwulan II/2021, LPEM FEB UI menyatakan ekonomi nasional baru akan tumbuh pada kuartal-kuartal mendatang sehingga pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini diprediksi mencapai 4,4% sampai dengan 4,8%.
Namun demikian, sambungnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut sangat bergantung pada seberapa besar dukungan fiskal dan moneter yang diberikan serta upaya pemerintah dalam meredam penularan virus Covid-19.
"Terlepas dari pemulihan secara signifikan pada sektor eksternal seperti surplus neraca perdagangan, tingkat konsumsi dan investasi diperkirakan masih akan terbatas pertumbuhannya seiring masih tingginya angka kasus Covid-19," tulis LPEM FEB UI, Selasa (4/5/2021).
Berdasarkan perkembangan vaksinasi selama 2 bulan terakhir, LPEM FEB UI memprediksi Indonesia membutuhkan waktu 33 bulan untuk mampu mencapai target herd-immunity dengan sekali vaksinasi. Jika vaksinasi dilakukan 2 kali maka dibutuhkan waktu hingga 56 bulan.
"Dengan tingkat vaksinasi saat ini, Indonesia terancam akan mengalami proses pemulihan yang cukup lama akibat panjangnya periode untuk mencapai herd-immunity melalui vaksin," sebut LPEM FEB UI.
Dalam jangka menengah, Indonesia memiliki tantangan yang cukup besar dalam mengembalikan nilai defisit anggaran kembali di bawah 3% dari PDB pada 2023 sebagaimana yang diamanatkan oleh UU No. 2/2020.
Dalam laporan outlook ekonomi Indonesia, LPEM FEB UI bahkan berpandangan kecil kemungkinan bagi pemerintah untuk memenuhi target tersebut mengingat masih rendahnya tingkat permintaan dan penerimaan negara saat ini. (rig)