Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers, Senin (3/5/2021).
JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2021 sebesar 0,13% atau lebih tinggi dari inflasi Maret 2021 sebesar 0,08%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan komponen makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang terbesar inflasi April 2021 dari kelompok pengeluaran sebesar 0,05%.
"Kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau memiliki andil kepada inflasi pada April 2021 sebesar 0,05% dengan disumbang inflasi pada komoditas daging ayam ras, minyak goreng, anggur, rokok kretek dan ikan segar," katanya, Senin (3/5/2021).
Setianto menuturkan seluruh komponen pembentuk mengalami inflasi pada April 2021. Komponen inflasi inti mencatat inflasi sebesar 0,14%. Angka tersebut berbeda dengan komponen inti pada Maret 2021 yang mengalami deflasi 0,03%.
Meningkatnya inflasi inti pada April disumbang dari kenaikan harga emas perhiasan pada Ramadan dan menjelang Idulfitri 2021. Harga emas perhiasan mengalami kenaikan di 60 kota. Komponen harga bergejolak pada April 2021 juga mengalami inflasi 0,15%.
"Inflasi dari harga bergejolak sebesar 0,15% ini utamanya terjadi karena peningkatan harga daging ayam ras sebagai imbas kenaikan harga pakan jagung dan naiknya permintaan jelang Idulfitri serta sepanjang Ramadan," tuturnya.
Selanjutnya, komponen harga yang diatur pemerintah mencatat inflasi sebesar 0,11%. Penggerak utama komponen inflasi dari harga yang diatur pemerintah ini adalah kenaikan harga rokok kretek karena penyesuaian kebijakan cukai hasil tembakau (CHT).
"Komponen harga diatur pemerintah inflasi sebesar 0,11%, ini utamanya disebabkan oleh peningkatan harga rokok kretek karena kebijakan cukai hasil tembakau yang mulai berlaku pada 1 Februari 2021," tutur Setianto. (rig)