Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini pada kisaran 4,7% - 5%. Proyeksi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan asumsi pada APBN 2025 sebesar 5,2%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah akan makin memanfaatkan APBN sebagai instrumen countercyclical guna mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
"Program-program unggulan seperti makan bergizi gratis, fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), koperasi merah putih, sekolah rakyat, itu semua memiliki multiplier effect yang akan berjalan mulai semester II/2025," katanya, dikutip pada Minggu (6/7/2025).
Pemerintah juga akan menjaga inflasi tetap rendah guna menjaga daya beli masyarakat. Pemerintah memperkirakan inflasi pada tahun ini akan mencapai 2,2% - 2,6% atau masih sejalan dengan asumsi inflasi pada APBN 2025 sebesar 2,5%.
Tingkat inflasi yang diproyeksikan oleh pemerintah tersebut juga sejalan dengan perkiraaan beberapa lembaga internasional. World Bank memperkirakan inflasi Indonesia pada tahun ini akan mencapai 2,5%, sedangkan IMF memperkirakan inflasi Indonesia mencapai 2,6%.
Dengan inflasi yang terjaga, konsumsi rumah tangga diproyeksikan tumbuh sebesar 4,7% - 5%, masih sejalan dengan pertumbuhan konsumsi pada tahun lalu yang mencapai 4,9%.
"Dan tentu kita akan terus menciptakan momentum investasi dan ekspor. Investasi ini terutama untuk hilirisasi sangat penting, maupun investasi dari swasta murni," tutur Sri Mulyani.
Sementara itu, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi pada tahun ini diproyeksikan tumbuh sebesar 4,5% - 4,7%. Adapun kinerja ekspor diproyeksikan tumbuh 5,4% - 6,4%. (rig)