Ilustrasi. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/tom.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Mei 2025 sebesar 1,6% secara tahunan (year on year/yoy). Angka itu jauh lebih rendah ketimbang inflasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 2,84%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan pada Mei 2025 komponen inti dan komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi masing-masing sebesar 2,40% dan 1,36%. Sementara itu, komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 1,17%.
"Secara year on year pada Mei 2025 terjadi inflasi sebesar 1,60%," ujarnya, Senin (2/6/2025).
Pudji menyebut komponen inti menyumbang inflasi paling banyak, yakni sebesar 1,53%. Komoditas penyumbang inflasinya antara lain emas perhiasan, kopi bubuk dan minyak goreng.
Kemudian, komponen harga diatur pemerintah memberikan andil inflasi sebesar 0,27%, dengan komoditas penyumbang yakni tarif air minum PAM, sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret kretek tangan (SKT).
Sementara itu, komponen harga bergejolak justru menyumbang deflasi sebesar 0,2%. Komoditas penyumbang deflasi antara lain daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, dan telur ayam ras.
Berikutnya, Pudji menjelaskan berdasarkan pengeluaran, inflasi tahunan utamanya didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami inflasi 9,24%. Kelompok tersebut menyumbang sebesar 0,59% terhadap keseluruhan inflasi.
"Sementara untuk kelompok pengeluaran yang masih mengalami deflasi secara tahunan, dan memberikan andil deflasi terdalam pada Mei 2025 ini kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, dengan andil 0,02% dan didorong oleh inflasi telepon seluler," paparnya.
BPS juga melaporkan secara bulanan (month to month/mtm) terjadi deflasi pada Mei 2025 sebesar 0,37%. Angka itu lebih tinggi ketimbang capaian Mei 2024 yang deflasi sebesar 0,03%. (dik)