PEREKONOMIAN INDONESIA

Inflasi Juni 2025 Capai 1,87 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Kopi

Aurora K. M. Simanjuntak
Selasa, 01 Juli 2025 | 13.07 WIB
Inflasi Juni 2025 Capai 1,87 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Kopi

Ilustrasi. Pedagang menata perhiasan emas di salah satu toko emas di Pasar Besar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah. ANTARA FOTO/Auliya Rahman/tom.

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi pada Juni 2025 mencapai 1,87% secara tahunan (year on year/yoy). Angka itu lebih rendah ketimbang inflasi pada Juni 2024 sebesar 2,51%.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan terjadi kenaikan indeks harga konsumen, yaitu dari 106,28 pada Juni 2024 menjadi 108,27 pada Juni 2025.

"Secara year on year pada Juni 2025, terjadi inflasi sebesar 1,87%," katanya, Selasa (1/7/2025).

Pudji menyampaikan seluruh komponen, baik inflasi inti, harga diatur pemerintah, dan harga pangan bergejolak (volatile foods), mengalami inflasi pada Juni 2025.

Dia memaparkan komponen inflasi inti mengalami inflasi sebesar 2,37% dengan andil terhadap inflasi mencapai 1,51%. Komoditas yang menyumbang inflasi antara lain emas perhiasan, kopi bubuk dan minyak goreng.

Kemudian, komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 1,34% dengan andil sebesar 0,26%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi ialah tarif air minum PAM, sigaret kretek mesin, dan sigaret kretek tangan.

Selanjutnya, komponen harga pangan bergejolak mengalami inflasi sebesar 0,57% dengan andil 0,10%. Adapun komoditas penyumbang inflasi dari komponen ini ialah beras, kelapa, tomat dan santan jadi.

"Secara umum, kita bisa lihat seluruh komponen mengalami inflasi secara tahunan," tutur Pudji.

Sementara itu, berdasarkan kelompok pengeluarannya, BPS mencatat inflasi tahunan didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami inflasi paling tinggi, yakni sebesar 9,3%.

Pudji menyebut kelompok tersebut turut andil membentuk inflasi sebesar 0,59%. Komoditas dengan andil inflasi paling besar pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya ialah emas perhiasan.

"Kelompok pengeluaran yang masih mengalami deflasi secara tahunan ialah kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil deflasi 0,02%. Deflasi tersebut didorong oleh deflasi telepon seluler," ujarnya.

BPS juga melaporkan secara bulanan (month to month/mtm), terjadi inflasi sebesar 0,19% pada Juni 2025. Angka itu berbanding terbalik ketimbang capaian Juni 2024 yang mengalami deflasi sebesar 0,08%.

"Pada Juni 2025, terjadi inflasi 0,19% secara bulanan atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 108,07 pada Mei 2025, menjadi 108,27 pada Juni 2025," kata Pudji. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.