Presiden Prabowo Subianto didampingi Menteri BUMI Erick Thohir dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas kurang maksimalnya pelaksanaan program makan bergizi gratis.
Pasalnya, program makan bergizi gratis bukanlah program yang mudah untuk dijalankan secara merata ke seluruh penerima manfaat.
"Makan bergizi ini secara fisik tidak mudah untuk segera ke seluruh rakyat. Untuk itu, saya Prabowo Subianto Presiden RI, saya minta maaf kepada semua orang tua dan anak-anak yang belum menerima," ujar Prabowo, dikutip Selasa (21/1/2025).
Terlepas dari tantangan dan beragam keterbatasan tersebut, pemerintah berkomitmen untuk menyalurkan makan bergizi gratis ke seluruh anak di Indonesia selambat-lambatnya pada akhir 2025.
"Saya yakini akhir 2025 semua anak Indonesia akan dapat makan bergizi, tetapi ini tidak bisa seketika, secara fisik tidak mungkin, secara administrasi tidak mungkin. Proses mengamankan supaya uang yang dikirim tidak hilang, itu ada proses yang harus kita laksanakan dan untuk itu membutuhkan waktu," ujar Prabowo.
Prabowo memastikan pemerintah memiliki anggaran yang cukup untuk menyalurkan makan bergizi gratis kepada seluruh anak Indonesia. "Saya jamin dananya untuk semua anak-anak Indonesia makan," ujar Prabowo.
Sebagai informasi, anggaran yang telah dialokasikan ke Badan Gizi Nasional untuk pelaksanaan program makan bergizi gratis hanyalah senilai Rp71 triliun. Dengan anggaran tersebut, saat ini makan bergizi gratis baru tersalur ke 650.000 penerima manfaat di 31 provinsi melalui 234 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).
Untuk meningkatkan cakupan program makan bergizi gratis Badan Gizi Nasional, alokasi anggaran perlu ditambah dari saat ini Rp71 triliun menjadi senilai Rp100 triliun.
"Pak Presiden [Prabowo Subianto] gelisah karena banyak anak yang belum mendapatkan. Itu artinya beliau sedang memikirkan untuk mempercepat proses ini sehingga di akhir 2025 82,9 juta itu bisa mendapatkan manfaat," ujar Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana. (sap)