Dirjen Pajak Suryo Utomo.
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan memperkirakan tambahan penerimaan dari kenaikan tarif efektif PPN menjadi 12% hanya untuk barang mewah akan berkisar Rp1,5 hingga Rp3 triliun.
Dirjen Pajak Suryo Utomo mengatakan Ditjen Pajak (DJP) bersama Badan Kebijakan Fiskal (BKF) telah menghitung ekspektasi tambahan penerimaan karena kenaikan tarif PPN mulai tahun ini. Namun, potensi tambahan penerimaan ini memang tidak sebesar apabila kenaikan tarif efektif PPN berlaku umum.
"Hitung-hitungan tambahan PPN dari barang-barang mewah tadi, 1% barang yang sifatnya mewah, PPN-nya, kita perhitungkan Rp1,5 sampai Rp3,5 triliun," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (6/12/2025).
Pasal 2 ayat (2) PMK 131/2024 mengatur PPN untuk BKP yang termasuk bawang mewah dihitung dengan cara mengalikan tarif PPN sebesar 12% dengan DPP berupa harga jual atau nilai impor. BKP mewah ini adalah kendaraan bermotor dan selain kendaraan bermotor yang selama ini menjadi objek PPnBM dalam lampiran PMK 96/2021 s.t.d.d PMK 15/2023 dan lampiran PMK 141/2021 s.t.d.d PMK 42/2022.
Sementara itu, Pasal 3 PMK 131/2024 mengatur PPN atas impor dan penyerahan BKP/JKP selain BKP yang tergolong mewah dihitung dengan cara mengalikan tarif PPN sebesar 12% dengan DPP nilai lain sebesar 11/12 dari nilai impor, harga jual, atau penggantian.
Dengan ketentuan ini, Suryo mengatakan tarif efektif PPN sebesar 12% hanya dikenakan terhadap objek yang sangat terbatas yakni BKP mewah. Adapun untuk BKP/JKP selain yang tergolong mewah, dijaga tarif efektif PPN-nya tetap 11%.
Pemerintah sebelumnya sempat memproyeksikan tambahan penerimaan pajak senilai Rp75 triliun apabila tarif PPN menjadi 12% berlaku semua barang dan jasa. Dengan kenaikan tarif efektif PPN hanya untuk barang mewah, dia menegaskan DJP akan tetap berupaya mengoptimalkan penerimaan melalui kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi.
"Dalam konteks kami bahwa yang kami lakukan tetap konsisten untuk terus memperluas basis pemajakan," ujarnya.
Melalui Perpres 201/2024, pemerintah menargetkan target PPN dan PPnBM dalam APBN 2025 senilai Rp945,12% atau tumbuh 16,48% dari target tahun ini Rp811,36 triliun.
Penerimaan PPN dan PPnBM tahun depan terdiri atas PPN dalam negeri senilai Rp609,04 triliun, PPN impor senilai Rp308,74 triliun, PPnBM dalam negeri senilai Rp10,78 triliun, PPnBM impor senilai Rp5,82 triliun, serta PPN dan PPnBM lainnya senilai Rp10,71 triliun. (sap)