PERTUMBUHAN EKONOMI

Jelang Diumumkan BPS, Ekonomi Kuartal II/2024 Diproyeksi Tumbuh 5%

Dian Kurniati
Jumat, 02 Agustus 2024 | 14.19 WIB
Jelang Diumumkan BPS, Ekonomi Kuartal II/2024 Diproyeksi Tumbuh 5%

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keterangan pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 2024 di Kantor LPS, Jakarta, Jumat (2/8/2024). KSSK melaporkan stabilitas sistem keuangan pada triwulan II 2024 masih terjaga di tengah peningkatan tekanan pasar global dan risiko geopolitik dunia yang masih tinggi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.

 

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2024 akan mencapai 5%, jelang diumumkan oleh Badan Pusat Statistik pada 5 Agustus 2024.

Sri Mulyani mengatakan kinerja ekonomi pada kuartal II/2024 masih menunjukkan tren pemulihan yang kuat. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi kuartal II/2024 memang diperkirakan tidak sekuat kuartal sebelumnya.

"Pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun 2024 kami perkirakan antara April, Mei, dan Juni yang sudah selesai akan tumbuh di 5,0% atau sedikit diatas 5% year on year," katanya dalam konferensi pers KSSK, Jumat (2/8/2024).

Sri Mulyani mengatakan kinerja ekonomi kuartal II/2024 masih melanjutkan tren positif yang terjadi pada kuartal I/2024, ketika ekonomi tumbuh 5,11%. Pada kuartal II/2024, pertumbuhan ekonomi tetap didorong oleh konsumsi, investasi, dan ekspor.

Dia menilai ekspor barang meningkat pada kuartal II/2024, terutama untuk ekspor produk manufaktur dan ekspor pertambangan. Negara tujuan ekspor komoditas tersebut utamanya India dan China.

Kemudian soal investasi, diperkirakan masih menguat sejalan dengan penyelesaian berbagai proyek nasional seperti di bidang infrastruktur. Adapun mengenai konsumsi, dinilai masih tetap terjaga baik pada kuartal II/2024.

Sri Mulyani menyebut peningkatan aktivitas perekonomian domestik masih akan berlanjut hingga akhir 2024. Pada sepanjang 2024, pertumbuhan ekonomi diproyeksi berada dalam kisaran 5% hingga 5,2%.

Dalam hal ini, APBN akan tetap berperan sebagai shock absorber untuk meredam dampak berbagai ketidakpastian pada perekonomian.

"Tentu ini perlu dijaga karena kita memperkirakan berarti perkiraan itu juga harus terus didukung oleh langkah-langkah untuk menjaganya," ujarnya. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.