Menteri Keuangan Sri Mulyani tersenyum saat konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024 di Jakarta, Jumat (26/4/2024). Berdasarkan data Kementerian Keuangan hingga 31 Maret 2024, posisi APBN mengalami surplus sebesar Rp8,1 triliun atau 0,04 persen dari produk domestik bruto (PDB). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc.
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2024 akan sebesar 5,17%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kinerja ekonomi pada kuartal I/2024 utamanya ditopang oleh kegiatan konsumsi. Beberapa pendorong konsumsi ini antara lain aktivitas terkait dengan pemilu dan pembayaran tunjangan hari raya (THR).
"Dengan kinerja konsumsi yang baik, kegiatan manufaktur positif, capital positif dari sisi FDI atau penanaman modal, kita prediksi untuk Q-1 growth kita di 5,17%," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Jumat (26/4/2024).
Sri Mulyani mengatakan konsumsi pemerintah diperkirakan tumbuh kuat pada kuartal I/2024, terutama terkait belanja pemilu, kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN), dan pemberian THR. Pada tahun lalu, pembayaran THR dilaksanakan pada kuartal II/2023.
Kemudian, konsumsi rumah tangga juga meningkat kuat seiring dengan aktivitas pemilu, kenaikan gaji ASN dan pembayaran THR, serta inflasi yang terkendali. Hal ini antara lain ditandai oleh indeks keyakinan konsumen di level 123,8 yang menunjukkan optimisme masyarakat terjaga tinggi.
Di sisi lain, investasi diperkirakan meningkat seiring dengan pengerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Namun, kegiatan ekspor dan impor masih tertahan, sejalan dengan masih lemahnya permintaan global.
"Namun, kita waspada terhadap turbulence global dan regional yang terjadi," ujarnya.
Pada sepanjang 2024, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%. Berbagai lembaga internasional pun membuat proyeksi mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia antara lain IMF sebesar 5,0%, World Bank 4,9%, dan OECD 5,1%. (sap)