Tulisan tangan Sri Mulyani Indrawati. (foto: Facebook Sri Mulyani)
JAKARTA, DDTCNews – Menandai akhir tahun anggaran 2018, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuliskan refleksi akhir tahun sekaligus menjadi surat apresiasi atas kinerja jajaran kementeriannya.
Surat yang diunggah di akun media sosialnya, Facebook dan Instagram, Sri Mulyani mengatakan tugas pengelolaan APBN dan keuangan negara telah ditunaikan dengan baik. Apalagi, 2018 dinilai menjadi tahun yang tidak mudah karena berbagai faktor dari dalam dan luar negeri.
Melalui tulisan tangannya, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga memaparkan kinerja penerimaan negara yang tumbuh tinggi dan sehat, diikuti dengan realisasi belanja yang baik. Hal ini membuat defisit APBN hanya mencapai 1,72% dari produk domestik bruto (PDB) dan keseimbangan primer surplus Rp4,1 triliun.
Berikut isi surat tersebut, seperti dikutip dari akun Facebook Sri Mulyani.
Refleksi akhir tahun.
Seluruh jajaran Kemenkeu yang saya cintai dan banggakan, tahun 2018 baru saja kita lalui. Alhamdulillah, tugas pengelolaan APBN dan keuangan negara telah kita tunaikan dengan baik. Tahun 2018 bukanlah tahun yang mudah: ekonomi global, harga komoditas, arus modal, dan nilai tukar bergejolak tinggi, suku bunga global dan dalam negeri mengalami kenaikan, perdagangan global masih lesu dan tidak menentu, dan ancaman kejahatan perpajakan, penyelundupan narkoba, dan perdagangan illegal terus mengancam.
Bencana alam menimpa di beberapa daerah dan Kemenkeu juga mengalami musibah tewasnya 21 jajaran Kemenkeu dalam kecelakaan pesawat. Semua itu dapat menjadi alasan kita untuk patah semangat.
Namun, kita dan Indonesia tidak pernah menyerah! Indonesia bahkan menjadi tuan rumah event internasional bergengsi: Asian Games dan Para Games, dan Pertemuan Tahunan IMF/World Bank yang semuanya berjalan dan berhasil sukses. Dunia menghargai dan menghormati Indonesia.
APBN 2018 kita tutup dengan capaian sangat baik.
(1) Penerimaan negara baik pajak, bea cukai, dan penerimaan negara bukan pajak tumbuh tinggi dan sehat, terimakasih pada seluruh jajaran yang mengelola penerimaan negara.
(2) Belanja negara juga terealisir dengan baik, di pusat maupun daerah.
(3) Pembiayaan mengalami kontraksi, dengan defisit APBN sebesar 1.72% dari PDB, jauh lebih rendah dari angka UU APBN 2018 sebesar 2,19%. Ini adalah defisit terkecil sejak 2012.
(4) Keseimbangan primer adalah sebesar Rp 4,1 Triliun, ini surplus keseimbangan primer sejak 2011. Prestasi..!!
Kita akan terus menjaga APBN dan Keuangan Negara secara profesional, hati-hati dan bertanggung jawab. Kita terus melakukan pembiayaan yang inovatif baik melalui kerja sama pemerintah dan badan usaha/ swasta maupun dengan "Blended Finance". Agar Partisipasi swasta dan masyarakat terus meningkat, sehingga mereka ikut memiliki proses dan proyek pembangunan.
APBN dan kebijakan fiskal telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat : membantu keluarga miskin untuk makan, sekolah, kesehatan, mendukung operasi sekolah dan madrasah, meningkatkan pendidikan vokasi dan beasiswa bagi dosen, santri, murid/mahasiswa miskin, dan mereka yang berprestasi.
Kita menambah anggaran kesehatan untuk memerangi gizi buruk. Membayar BPJS kesehatan agar mampu menjalankan jaminan kesehatan secara baik dan berkelanjutan. APBN juga untuk membangun infrastruktur hingga ke perbatasan, juga membantu usaha kecil menengah/koperasi dan pelaku ultra mikro. APBN juga membantu daerah bencana.
Untuk pertama kali dalam 15 tahun, pemerintah tidak mengajukan perubahan dalam 15 tahun, pemerintah tidak mengajukan perubahan UU APBN 2018, hal ini mendorong semua kementerian/lembaga fokus menjalankan rencana anggaran secara penuh.
Saya berterimakasih atas kerjasama dan capaian oleh semua lembaga dan kementerian. Kita juga terus memperbaiki kualitas pengelolaan dan pemanfaatan asset negara, diantaranya melalui revaluasi asset.
Sebagai otoritas fiskal, kita terus bekerja sama dengan bank Indonesia, OJK dan LPS untuk menjaga stabilitas sektor keuangan termasuk mencegah terjadinya krisis keuangan. Ini pilar penting dalam menjaga kepercayaan.
Kemenkeu tidak boleh berhenti untuk mereformasi dan mentransformasikan organisasi agar terus mampu menjawab tantangan gejolak global, perubahan teknologi di era digital dan bonus demografi yang segera berakhir.
Alhamdulillah, kita terus mengukir prestasi dengan 37 penghargaan kita raih pada tahun 2018, baik dari lembaga internasional (World Government Summit, Global Capital-Euromoney, Global Market, dll) dan oleh lembaga nasional (KPK, Ombudsman, MENPAN RB, dll). Kita tidak akan dan tidak boleh berhenti berprestasi, karena ini adalah wujud nyata kecintaan kita kepada Indonesia.
Saya berterimakasih dan sangat menghargai kerja dan kinerja seluruh jajaran kemenkeu dengan dukungan keluarga. Mereka yang di kantor pelayanan, di lapangan, di kantor wilayah, di perbatasan, di laut lepas, dan di kantor pusat.
Terimakasih atas dedikasi dan keikhlasan semua dalam menjalankan tugas. Kita jaga estafet tanggung-jawab menuju cita-cita kemerdekaan.
Terimakasih kepada Presiden Jokowi dan Wapres Kalla, sehingga kita mampu bekerja memberi yang terbaik untuk Indonesia.
Kita Sambut 2019 dengan optimisme namun tetap waspada dan hati-hati.
Selamat Tahun Baru Para Penjaga Keuangan Negara!!
Jakarta, 31 Desember 2018
Sri Mulyani Indrawati