AMERIKA SERIKAT

Lacak Dana Gelap Orang Superkaya Rusia, IRS Bakal Ikut Terlibat

Muhamad Wildan
Senin, 14 Maret 2022 | 13.30 WIB
Lacak Dana Gelap Orang Superkaya Rusia, IRS Bakal Ikut Terlibat

Ilustrasi.

WASHINGTON D.C., DDTCNews - Unit Investigasi Internal Revenue Service (IRS) akan turut terlibat dalam satuan tugas yang dibentuk Pemerintah Amerika Serikat untuk melacak aliran dana gelap orang superkaya Rusia.

Satuan tugas bernama KleptoCapture dibentuk untuk menginvestigasi atas dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh orang kaya Rusia seperti menghindari sanksi, dan memeriksa dugaan pencucian uang melalui cryptocurrency.

"Unit Investigasi IRS berpengalaman melakukan pengawasan atas blockchain dan melacak aliran dana atas tindak pidana perpajakan," kata Kepala unit investigasi IRS Jim Lee seperti dilansir Tax Notes International, Senin (14/3/2022).

Menurut Lee, keahlian tersebut dapat digunakan dalam membantu satuan tugas KleptoCapture, khususnya atas kasus penyuapan. Sebab, cryptocurrency banyak digunakan oleh berbagai pihak untuk menyembunyikan aset.

Untuk diketahui, KleptoCapture telah sejak pekan lalu dan diisi oleh instansi-instansi seperti FBI, US Marshals Service, US Postal Service, US Immigration and Customs Enforcement, dan US Secret Service.

Sebelumnya, Senat AS telah mengusulkan pelibatan IRS dalam menindak orang-orang kaya Rusia yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Ketua Komite Keuangan Senat AS Ron Wyden mengatakan IRS perlu diperkuat guna menindak praktik-praktik pengelakan pajak yang dilakukan para oligarki Rusia. Untuk itu, IRS membutuhkan tambahan anggaran untuk dapat melaksanakan tugasnya tersebut.

Selain itu, ia juga mengusulkan adanya pembuatan kajian atas celah hukum dalam sistem pajak AS sehingga dapat diketahui celah yang dimanfaatkan kroni Putin dalam melakukan penghindaran pajak atas aset mereka yang ditempatkan di AS.

"Kunci untuk meminta pertanggungjawaban Putin atas invasinya ke Ukraina adalah dengan mengikuti aliran dana dan menguak miliaran dana gelap yang ditempatkan oleh Putin serta kroninya di berbagai negara," ujar Wyden. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.