Ilustrasi. (DDTCNews)
LONDON, DDTCNews – Otoritas statistik, Office for National Statistics (ONS) mencatat rasio utang pemerintah hingga September 2020 meningkat tajam menjadi 103,5% dari PDB lantaran tingginya kebutuhan dana untuk penanggulangan pandemi Covid-19.
Berdasarkan data ONS, Pemerintah Inggris telah menarik utang sebesar £36,1 miliar pada September 2020 atau setara dengan Rp693 triliun. Konsekuensinya, total utang pemerintah tembus £2,1 triliun atau 103,5% dari PDB.
"Angka ini [103,5% dari PDB] merupakan merupakan level tertinggi sejak 1960," tulis laporan ONS dikutip Jumat (23/10/2020).
ONS menyebutkan lonjakan utang pemerintah tersebut disebabkan oleh dua faktor dominan. Pertama, menjamin tersedia sumber dana untuk melakukan belanja dalam upaya penanggulangan dampak pandemi Covid-19.
Kedua, peningkatan utang karena realisasi penerimaan pajak yang anjlok, terendah sejak 1920-an. Adapun, laju utang pemerintah sepanjang April hingga September 2020 sudah mencapai £208,5 miliar, naik 6 kali lipat dari periode yang sama tahun lalu.
Menyikapi data statistik tersebut, Britain's Office for Budget Responsibility (OBR) selaku otoritas pengawas anggaran memprediksi utang pemerintah untuk tahun fiskal 2021/2022 akan tembus senilai £372 miliar atau setara dengan 18,9% PDB nasional.
Pada paruh kedua pelaksanaan anggaran, lanjut OBR, pemerintah akan menghadapi tuntutan untuk menaikkan belanja penanganan pandemi menyusul pemberlakuan kembali karantina wilayah atau lockdown di beberapa kota besar.
"Dengan kembali berlakunya lockdown ada risiko peningkatan belanja karena pemerintah ditekan untuk memberikan dukungan ekstra kepada bisnis yang tutup dan kepada karyawannya," sebut OBR seperti dilansir thedailystar.net. (rig)