Presiden AS Donald Trump.
New York, DDTCNews—Bendahara Negara AS berencana menginvestigasi kebijakan insentif pajak Presiden Donald Trump lantaran insentif tersebut dianggap cenderung dinikmati orang-orang kaya.
“Keringanan pajak federal yang dimaksudkan untuk membantu warga miskin, namun justru menjadi rezeki nomplok bagi investor kaya,” sebut Deputi Inspektorat Bendahara Negara AS Rich Delmar dikutip dari The New York Times, Kamis (16/01/2020).
Kebijakan insentif yang dimaksud bernama ‘Opportunity Zone’, di mana tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk mendorong investasi baru demi memenuhi kebutuhan warga miskin, seperti tempat tinggal, lapangan kerja dan lain sebagainya.
Sayangnya, investor yang berinisiatif merupakan investor kaya raya, termasuk pengembang yang memiliki hubungan dengan administrasi Trump.
Investigasi kebijakan pajak Trump itu juga datang dari permintaan tiga anggota parlemen Demokrat, yakni Senator Cory Booker dari New Jersey, Emanuel Cleaver II dari Missouri, dan Ron Kind dari Wisconsin.
Mereka meminta investigasi setelah The New York Times dan ProPublica menurunkan laporan tentang penyalahgunaan insentif pajak Trump. Mereka berharap Bendahara Negara AS bisa menyelesaikan investigasi tersebut secepatnya.
The New York Times melaporkan sejumlah investor kaya bisa mendapat insentif pajak tersebut, untuk proyek-proyek properti di kawasan makmur. Sejumlah nama yang disebut mendapat untung dari insentif pajak Trump misalnya miliarder Leon Cooperman dan mantan gubernur New Jersey Chris Christie. Ada pula nama orang dekat Trump Richard LeFrak, dan keluarga menantu Trump, Jared Kushner.
The Times juga membocorkan strategi miliarder tersebut agar bisa mendapat insentif pajak dari pemerintah. Mereka disebut menjual saham atau investasi lain untuk menunda pembayaran pajak capital gain selama bertahun-tahun.
Hal itu bisa dilakukan asalkan mereka memasukkan keuntungannya ke dalam proyek di zona miskin yang telah ditentukan pemerintah. Dengan demikian, investor dapat menghindari pajak federal atas keuntungan dari proyek-proyek tersebut.
Para miliarder juga dicurigai telah lama berencana mengeruk keuntungan dari insentif pajak Trump. Alasannya, kesepakatan pembangunan proyek mewah mereka sudah dilangsungkan jauh sebelum kebijakan insentif pajak diberlakukan.
Nama lain yang dilaporkan mendapat keuntungan dari insentif pajak Trump adalah pengusaha Michael Milken. Milken merupakan teman lama Menteri Keuangan Steven Mnuchin, yang diduga mengambil manfaat dari tindakan Departemen Keuangan atas keberatan beberapa pejabat agensi untuk pemberian izin pada salah satu saluran sensus di Nevada.