BANTUAN SOSIAL

Bansos Beras Dilanjut Hingga Juni, Jokowi: Setelah Itu Kita Lihat APBN

Redaksi DDTCNews | Selasa, 20 Februari 2024 | 10:00 WIB
Bansos Beras Dilanjut Hingga Juni, Jokowi: Setelah Itu Kita Lihat APBN

Petugas mengecek data warga penerima saat penyaluran Bantuan Sosial (Bansos) Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Desa Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (19/2/2024). Pemerintah melanjutkan program pembagian bansos untuk bantuan pangan beras seberat 10 kilogram dengan total sasaran penerima sebanyak 22.004.077 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/aww.

TANGERANG SELATAN, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan penyaluran bantuan pangan berupa beras akan dilanjutkan hingga Juni 2024. Kebijakan ini diambil setelah memastikan kemampuan APBN dalam membiayai pemberian bansos kepada masyarakat.

Bantuan pangan beras akan diberikan kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dengan porsi 10 kg per bulannya.

"Jadi, ini Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni. Nanti setelah Juni, kita lihat APBN-nya mencukupi tidak. Kalau mencukupi, dilanjutkan lagi, ya," kata Presiden Jokowi saat menyerahkan bantuan pangan beras kepada 1.064 KPM di Tangerang Selatan, dikutip pada Selasa (20/2/2024).

Baca Juga:
Inflasi Bikin Beban PPh Pegawai di Negara-Negara OECD Meningkat

Bantuan pangan beras, imbuh Jokowi, diberikan untuk membantu meringankan beban ekonomi masyarakat di tengah naiknya harga beras. Tidak hanya di Indonesia, Jokowi menegaskan kenaikan harga beras juga terjadi di belahan dunia lainnya.

"Kenapa [harga] naik? Karena ada yang namanya perubahan iklim, perubahan cuaca, sehingga banyak yang gagal panen. Padahal yang makan tetap, produksinya berkurang, sehingga harganya menjadi naik," kata Jokowi.

Perlu dipahami, beras merupakan salah satu komponen yang paling krusial dalam memengaruhi laju inflasi.

Baca Juga:
BPS: Musim Panen, Harga Beras Turun 2,41 Persen

Sepanjang 2023, inflasi tercatat 2,61%. Hanya ada 1 komponen inflasi yang mencatatkan inflasi tinggi yakni harga pangan bergejolak atau volatile food. Inflasi komponen volatile food pada tahun lalu mencapai 6,73%.

Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi angka produksi beras pada Maret 2024 hanya 3,51 juta ton. Padahal, tingkat konsumsi pada bulan yang sama sebanyak 2,54 juta ton. Dengan begitu, surplus beras pada Maret 2024 diprediksi hanya 0,97 juta ton. Tipisnya angka surplus ini perlu diantisipasi pemerintah. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 29 April 2024 | 09:37 WIB BADAN PUSAT STATISTIK

BPS: Musim Panen, Harga Beras Turun 2,41 Persen

Sabtu, 27 April 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Kemendagri Minta Pemda Tetap Antisipasi Inflasi Pasca-Lebaran

Sabtu, 27 April 2024 | 07:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Sri Mulyani Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,17% di Kuartal I/2024

BERITA PILIHAN
Rabu, 01 Mei 2024 | 15:45 WIB DDTC - SMA 8 YOGYAKARTA

Peringati Hardiknas, SMAN 8 Yogyakarta Gelar Webinar Gratis!

Rabu, 01 Mei 2024 | 13:00 WIB KELAS PPH PASAL 21 (4)

Memahami Pengurang Penghasilan dalam PPh Pasal 21

Rabu, 01 Mei 2024 | 12:00 WIB KOTA BANJARBARU

Pemkot Patok Tarif 40% Pajak Jasa Hiburan Karaoke dan Spa

Rabu, 01 Mei 2024 | 11:30 WIB PAJAK PENGHASILAN

Begini Cara Hitung Angsuran PPh Pasal 25 BUMN dan BUMD

Rabu, 01 Mei 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Kriteria-Perbedaan Barang Kiriman Hasil Perdagangan dan Nonperdagangan

Rabu, 01 Mei 2024 | 09:33 WIB KURS PAJAK 01 MEI 2024 - 07 MEI 2024

Berjalan Sebulan Lebih, Kurs Pajak Berlanjut Melemah terhadap Dolar AS