Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah menyelesaikan 417 hasil analisis atas indikasi tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme (TPPU/TPPT) sepanjang semester I/2022.
Merujuk pada Buletin Statistik Anti-Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APUPPT) Edisi Juni 2022, sebanyak 99 hasil analisis atas indikasi TPPU/TPPT yang diselesaikan PPATK memiliki keterkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan.
"Hasil analisis berdasarkan dugaan tindak pidana asal tahun 2022 (hingga Juni 2022) didominasi tindak pidana di bidang perpajakan sebanyak 99 hasil analisis (24%)," tulis PPATK dalam laporan tersebut, dikutip pada Rabu (27/7/2022).
Jumlah hasil analisis di bidang perpajakan tersebut mengalami lonjakan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada semester I/2022, hasil analisis atas dugaan TPPU dengan tindak pidana asal di bidang perpajakan yang diselesaikan PPATK sebanyak 52 hasil analisis.
Dengan demikian, terdapat pertumbuhan penyelesaian hasil analisis atas dugaan TPPU yang terkait dengan tindak pidana perpajakan sebesar 90%.
Selain menyampaikan hasil analisis dugaan TPPU yang terkait dengan tindak pidana perpajakan, PPATK juga menyampaikan hasil analisis yang memiliki keterkaitan dengan tindak pidana korupsi dan penipuan.
Hingga Juni 2022, hasil analisis atas indikasi TPPU perihal tindak pidana korupsi yang diselesaikan oleh PPATK mencapai 96 hasil analisis atau 23% dari total hasil analisis yang diselesaikan.
Sementara itu, hasil analisis TPPU terkait dengan kasus penipuan yang diselesaikan PPATK hingga Juni 2022 mencapai 70 hasil analisis atau 17% dari total hasil analisis. (rig)