Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (tengah). (foto: wsj)
JAKARTA, DDTCNews – Meskipun kukuh dengan rencananya menaikkan tarif pajak penjualan (sales tax) pada Oktober 2019, Perdana Menteri Shinzo Abe bersama partainya tetap mendapatkan suara mayoritas dalam pemilihan Majelis Tinggi Parlemen Jepang.
Pemilihan untuk Majelis Tinggi Parlemen Jepang diadakan pada Minggu (21/7/2019). Penghitungan suara belum final, tapi Partai Demokrat Liberal (Liberal Democratic Party/LDP) Abe dan mitranya Komeito diproyeksi memenangkan 71Â dari 124 kursi yang diperebutkan.
Dengan 70 kursi yang dipastikan aman, tambahan 69 kursi itu membuat mayoritas sederhana dari total 245 kursi. Jajak pendapat media mengindikasikan sebagian besar pemilih menganggap blok Abe sebagai pilihan yang lebih aman dibandingkan oposisi dengan track record yang tidak pasti.
“Semua orang mengatakan itu bukan tugas yang mudah untuk mendapatkan mayoritas sambil menjanjikan kenaikan pajak. Namun, saya pikir, kami bisa mendapatkan pemahaman publik,” katanya kepada NHK, seperti dikutip pada Senin (22/7/2019).
Partai-partai oposisi memusatkan perhatian pada masalah keuangan rumah tangga, seperti dampak kenaikan pajak penjualan menjadi 10%. Selain itu, beberapa oposisi melihat tekanan pada sistem pensiun publik di penuaan populasi Jepang.
Namun, pemimpin LDP yang berkuasa untuk lima kali kemenangan pemilihan parlemen secara berturut-turut sejak 2012 ini tetap kukuh dengan kenaikan pajak. Kenaikan pajak penjualan dilakukan untuk mengendalikan beban utang terbesar di dunia.
Beban utang ini dikarenakan adanya peningkatan pengeluaran kesejahteraan sosial untuk populasi yang menua dengan cepat. Pemerintah telah menaikkan pajak penjualan dua kali sejak diperkenalkan pada 1989. Pada saat ada kenaikan, memang ada penurunan pertumbuhan ekonomi.
Sejauh ini, Abe telah memprioritaskan revitalisasi ekonomi Jepang dan terus memperkuat pertahanan negara itu di tengah-tengah ancaman rudal dan nuklir Korea Utara dan meningkatnya kehadiran militer Cina. Dia juga memamerkan keterampilan diplomatiknya dengan mengembangkan hubungan hangat dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Abe berharap mendapatkan kursi yang cukup untuk meningkatkan peluang untuk revisi konstitusi. Namun, untuk mengamankankan dua pertiga di Majelis Tinggi Jepang, blok penguasa dan pendukung Abe membutuhkan 85 kursi.
Survei media mengindikasikan bahwa LDP Abe dan mitranya Komei memenangkan mayoritas, tapi kurang yakin dalam mengamankan supemajority.Namun demikian, Abe optimistis bisa meyakinkan anggota parlemen untuk melakukan reformasi konstitusi. (kaw)