PEREKONOMIAN INDONESIA

Inflasi 2023 Diasumsikan Maksimal 4%, Begini Perhitungan Sri Mulyani

Dian Kurniati
Selasa, 31 Mei 2022 | 14.00 WIB
Inflasi 2023 Diasumsikan Maksimal 4%, Begini Perhitungan Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan pers APBN KITA di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (23/5/2022). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah meyakini inflasi pada tahun depan tetap berada dalam kisaran 2% hingga 4% meski tren inflasi pada tahun ini mulai mengalami peningkatan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan inflasi di Indonesia pada tahun ini diperkirakan masih tetap berada di bawah 4% dan akan melandai pada tahun depan.

"Untuk tahun 2023, beberapa lembaga internasional memperkirakan bahwa harga komoditas akan melandai, lebih rendah dibandingkan tahun 2022 meskipun masih berada pada level yang tinggi," ujar Sri Mulyani, Selasa (31/5/2022).

Seperti diketahui, inflasi per April 2022 tercatat mampu mencapai 3,5% akibat kenaikan harga komoditas dan peningkatan aktivitas ekonomi berkat Ramadan dan Idulfitri.

Menurut Sri Mulyani, inflasi bisa saja lebih tinggi bila kenaikan harga komoditas pada level global sepenuhnya diteruskan ke konsumen. Namun, kenaikan harga tersebut dimitigasi dengan peningkatan subsidi guna menjaga harga jual BBM, LPG, dan tarif dasar listrik.

"APBN berperan penting sebagai shock absorber sehingga daya beli masyarakat serta keberlanjutan pemulihan ekonomi tetap dapat dijaga," ujar Sri Mulyani.

Selain memberikan subsidi, bansos masih terus diberikan dan tim pengendali inflasi nasional (TPIN) juga bekerja untuk mengendalikan inflasi baik pada level nasional maupun daerah.

"Oleh karena itu, kami berpandangan bahwa asumsi inflasi 2023 yang berada pada kisaran 2% hingga 4% masih cukup realistis," ujar Sri Mulyani. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.