KEBIJAKAN PEMERINTAH

Harga BBM Naik Picu Inflasi dan Tekan Konsumsi, Ini Kata Kepala BPS

Muhamad Wildan | Selasa, 30 Agustus 2022 | 11:00 WIB
Harga BBM Naik Picu Inflasi dan Tekan Konsumsi, Ini Kata Kepala BPS

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam Rakor Pengendalian Inflasi Daerah yang diadakan oleh Kemendagri, Selasa (30/8/2022).

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi selalu diikuti oleh kenaikan inflasi dan perlambatan laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan pola tersebut makin mempertegas pentingnya pengendalian harga BBM dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

"Pentingnya mengendalikan harga energi menjadi catatan berikutnya dari kita agar tidak memberikan dampak ke inflasi," katanya dalam acara Rakor Pengendalian Inflasi Daerah yang diadakan oleh Kemendagri, Selasa (30/8/2022).

Baca Juga:
Gaji Anggota Firma atau CV Tak Bisa Dibiayakan, Harus Dikoreksi Fiskal

Pada 2005, pemerintah meningkatkan harga BBM sebanyak 2 kali, yaitu pada Maret dan Oktober. Harga bensin naik 32,6% pada Maret dan 87,5% pada Oktober. Sementara itu, harga solar naik 27,3% dan 104,8%. Imbasnya, inflasi pada 2005 mencapai 17,11%.

"Akibat kenaikan BBM itu, karena BBM dikonsumsi oleh seluruh sektor maka inflasi kita ada di 17,11%," ujar Margo.

Pada 2013 dan 2014, inflasi tercatat berada pada level 8,38% dan 8,36%. Harga bensin tercatat mengalami kenaikan sebesar 44,4% dan 30,8%. Sementara itu, harga solar mengalami kenaikan 22,2% dan 36,4%.

Baca Juga:
Kring Pajak Jelaskan Syarat Piutang Tak Tertagih yang Dapat Dibiayakan

Bila dicermati, inflasi pada 2013 dan 2014 tidak setinggi inflasi pada 2005. Menurut Margo, inflasi pada 2013 dan 2014 yang rendah disebabkan oleh baiknya sistem bansos kala itu.

"Karena kebijakan bansosnya sudah mulai bagus sehingga dampak inflasi itu bisa ditekan terutama pada kelompok bawah dan rentan mampu diredam dengan bansos," tuturnya.

Selain meningkatkan inflasi pada tahun berjalan, kenaikan BBM juga menurunkan laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun berikutnya. Pada 2006, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 3,2%, lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 4%.

Baca Juga:
Moody’s Pertahankan Rating Kredit Indonesia, Ini Respons Pemerintah

Pada 2013, 2014, dan 2015, pertumbuhan konsumsi rumah tangga secara berurutan sebesar 5,43%, 5,15%, dan 4,96%.

"Ini perlu mendapatkan perhatian kita semua, jangan sampai inflasi kita tinggi dan menggerus daya beli masyarakat," jelas Margo. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Jumat, 19 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT atas Makanan dan Minuman?

Jumat, 19 April 2024 | 17:45 WIB KEANGGOTAAN FATF

PPATK: Masuknya Indonesia di FATF Perlu Diikuti Perbaikan Kelembagaan

Jumat, 19 April 2024 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Meski Tidak Lebih Bayar, WP Tetap Bisa Diperiksa Jika Status SPT Rugi

Jumat, 19 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jokowi Segera Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online

Jumat, 19 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Jangan Diabaikan, Link Aktivasi Daftar NPWP Online Cuma Aktif 24 Jam

Jumat, 19 April 2024 | 15:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Kring Pajak Jelaskan Syarat Piutang Tak Tertagih yang Dapat Dibiayakan

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

DJP Persilakan WP Biayakan Natura Asal Penuhi 3M