Petugas memanen cabai merah varietas Baja di Smart Green House (SGH), Agro Edukasi Wisata Ragunan, Jakarta, Sabtu (29/3/2025). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/rwa.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah menyebutkan industri agro di Tanah Air berhasil tumbuh signifikan. Pada 2024, industri agro mampu tumbuh 5,2% dan berkontribusi terhadap 8,89% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Industri agro menjadi salah satu penopang sektor pengolahan nonmigas yang menyumbang 51,58% PDB nasional.
"Tak cuma itu, industri agro juga telah menyerap lebih dari 9,37 juta tenaga kerja. Artinya, ektor ini cukup punya andil dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan pers, dikutip pada Senin (31/3/2025).
Kendati tumbuh, industri agro masih dihadapkan pada sejumlah tantangan. Di antaranya, fluktuasi harga bahan baku, perubahan regulasi global, dan dampak perubahan iklim.
"Untuk itu, kita perlu mengantisipasi tantangan tersebut dengan kebijakan yang adaptif dan penerapan inovasi teknologi. Dukungan dari pemerintah, investasi yang berkelanjutan, serta peningkatan daya saing adalah kunci untuk memastikan industri agro tetap berkembang secara berkelanjutan," tambah Agus.
Dalam konteks perdagangan internasional, neraca perdagangan industri agro menunjukkan hasil yang positif. Hal ini tecermin dari nilai ekspor yang mencapai US$67,08 miliar dengan volume 67,07 juta ton pada tahun 2024.
Produk agro Indonesia pun dipandang makin dinamis, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas, dengan sektor makanan dan minuman olahan yang menyumbangkan US$41,4 miliar.
"Keseimbangan antara ekspor dan impor yang kondusif juga menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan sektor ini,” imbuh enperin.
Sementara itu, realisasi investasi di sektor agro juga menunjukkan pertumbuhan yang positif, dengan total investasi mencapai Rp206,3 triliun. Jumlah tersebut meliputi Rp126 triliun dari modal asing dan Rp80,4 triliun dari modal dalam negeri. (sap)