KEBIJAKAN PEMERINTAH

Hapus Bea Masuk Resiprokal, Indonesia Siap Perbanyak Impor dari AS

Muhamad Wildan
Selasa, 08 April 2025 | 18.30 WIB
Hapus Bea Masuk Resiprokal, Indonesia Siap Perbanyak Impor dari AS

Presiden Prabowo Subianto (kiri) menyampaikan pengarahan dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Acara bertema Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Perang Tarif Perdagangan itu dihadiri jajaran menteri, Dewan Ekonomi Nasional, BI, OJK LPS dan sejumlah pemangku kepentingan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/sgd/Spt.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah siap menekan surplus perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) guna menghapus pengenaan bea masuk resiprokal atas barang-barang ekspor Indonesia.

Prabowo mengatakan bea masuk resiprokal AS sebesar 32% berlaku untuk barang ekspor Indonesia dikarenakan Indonesia surplus neraca dagang senilai US$17 miliar dengan AS. Untuk menghapuskan bea masuk resiprokal, Indonesia siap menurunkan surplus tersebut.

"Kita bisa bikin pakpok (breakeven). Saya tawarkan mereka pakpok, US$17 miliar surplus kita maka US$17 miliar kita akan beli dari AS. Kita bukan negara miskin, kita bisa beli US$17 miliar dari AS," katanya, Selasa (8/4/2025).

Untuk menekan surplus tersebut, lanjut Prabowo, Indonesia akan membeli LPG, minyak bumi, dan beragam peralatan berteknologi tinggi dalam rangka menghidupkan kembali kilang minyak yang dinyatakan kering.

"Kita butuh LPG, itu butuh US$8 miliar. Kita juga butuh BBM, kita bisa impor lagi. Kita butuh alat-alat rig drilling dari mereka. Kita akan membuka 10.000 sumur lama dengan teknologi baru. Jadi dengan 3-4 itu, pakpok," ujarnya.

Tak hanya itu, Indonesia juga membuka potensi untuk mengimpor kedelai, gandum, kapas, hingga pesawat terbang yang diproduksi oleh perusahaan AS.

Sebagai informasi, AS menyatakan defisit neraca perdagangan AS dengan negara mitra timbul akibat rendahnya tarif bea masuk yang diterapkan oleh AS ketimbang tarif bea masuk yang diberlakukan oleh negara mitra dagang.

"Pasar negara mitra yang tertutup telah menekan ekspor AS, sedangkan pasar AS yang terbuka telah menghasilkan impor yang signifikan. Keduanya melemahkan daya saing AS," tulis White House.

Tambahan informasi, AS mengalami defisit neraca dagang dengan Indonesia hingga US$17,8 miliar pada tahun lalu. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.