Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Perdagangan berjangka komoditi (PBK) di bursa berjangka pada awal 2023 ini lebih sepi jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Total notional value atas PBK sepanjang Januari-Februari 2023 tercatat senilai Rp4.157,4 triliun. Angka tersebut turun 41,1% jika dibandingkan dengan periode Januari-Februari 2022, yakni Rp7.055,5 triliun. Selama Januari-Februari 2023, tercatat ada 44.599 nasabah aktif bertransaksi pada kedua bursa berjangka.
"Meskipun dalam 2 bulan terakhir mengalami penurunan, ini belum bisa menggambarkan secara menyeluruh kondisi PBK pada 2023," kata Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/4/2023).
Bappebti melihat kinerja PBK pada tahun ini masih bisa mengalami perbaikan. Salah satu faktor pendorongnya adalah masih adanya commodity boom atau naiknya harga-harga komoditas yang terjadi secara global dan menguntungkan Indonesia.
"Tren commodity boom ini menunjukkan PBK memiliki potensi sebagai suatu mekanisme linduk nilai (hedging) dan manajemen risiko bagi komoditas unggulan di Indonesia," kata Didid.
Jika diperinci, notional value PBK pada Februari 2023 adalah sejumlah Rp1.997,1 triliun, turun 7,6% dari kinerja pada Januari 2023 senilai Rp2.160,3 triliun. Secara sederhana, notional value adalah jumlah total aset dasar yang mendasari perdagangan derivatif.
Sementara total volume transaksi PBK pada Februari 2023 adalah Rp1.256.220,1 lot, turun 6,2% jika dibandingkan Januari 2023 dengan 1.339.518 lot. (sap)