Calon penumpang kereta api memasuki peron Stasiun Pasar Senen di Jakarta, Senin (19/12/2022). PT KAI Daop 1 Jakarta telah menyiapkan 20 Kereta tambahan per hari dari Stasiun Senen dan Gambir karena diproyeksikan jumlah penumpang kereta api di DAOP 1 Jakarta pada libur Natal 2022 dan Tahun Baru akan mengalami kenaikan 10 persen dibanding 2021. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.
JAKARTA, DDTCNews - Periode libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 diyakini bakal diramaikan oleh wisatawan lokal dan asing. Tingkat kunjungan pariwisata diprediksi bakal melonjak, jauh melampaui capaian pada akhir 2021 lalu. Hal ini didorong pandemi Covid-19 yang sudah jauh terkendali dan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan, adanya peluang kenaikan tingkat inflasi tidak akan berdampak banyak terhadap penurunan daya beli masyarakat. Khususnya, yang berkaitan dengan konsumsi hiburan termasuk pariwisata.Â
"Lama tinggal [wisatawan] sudah bergerak dari rata-rata 3 hari sebelum pandemi, sekarang sudah di atas 10 hari. Ekonomi lokal juga terdampak positif," kata Sandiaga usai rapat terbatas tentang persiapan Natal dan Tahun Baru di Kantor Presiden, dikutip pada Selasa (20/12/2022).Â
Sandiaga menambahkan, angka kunjungan wisatawan asing diprediksi mencapai 5,2 juta orang hingga akhir 2022. Pendapatan pariwisata atau tourism revenue juga diprediksi bisa mendekati US$6 miliar, jauh di atas target awal pemerintah, yakni US$1,7 miliar.Â
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi ada potensi lonjakan inflasi bulanan pada Desember 2022.
Sebagaimana yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, inflasi pada Desember cenderung naik akibat lonjakan permintaan sebagai imbas perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Secara historis komoditas pangan dengan demand tinggi terkait dengan hari besar keagamaan nasional dan libur, ini bisa jadi penyebab inflasi atau pemberi andil inflasi pada Desember," ujar Direktur Statistik Harga BPS Windhiarso Putranto.
Merujuk pada data BPS, inflasi bulanan pada Desember cenderung meningkat setiap tahunnya. Pada Desember 2019, inflasi bulanan tercatat hanya sebesar 0,34%. Pada Desember 2021, BPS mencatat adanya inflasi bulanan hingga 0,57%.
Adapun komoditas-komoditas yang memberikan andil besar terhadap laju inflasi bulanan pada Desember cenderung sama dari tahun ke tahun, yakni cabai rawit, minyak goreng, telur ayam ras, daging ayam ras, dan tarif angkutan udara. (sap)