ESTONIA

Otoritas Mulai Melirik Pajak Properti, Aset Kripto Masuk

Redaksi DDTCNews
Senin, 11 Oktober 2021 | 11.30 WIB
Otoritas Mulai Melirik Pajak Properti, Aset Kripto Masuk

Ilustrasi.

TALLINN, DDTCNews - Pemerintah Estonia punya potensi besar untuk meningkatkan penerimaan khususnya dari pungutan pajak atas kepemilikan properti.

Lembaga Riigikogu Foresight Center merilis laporan yang menyebutkan masih kecilnya porsi pajak properti Estonia dibandingkan negara lain di kawasan Uni Eropa. Saat ini pajak properti di Estonia hanya sekitar 0,2% terhadap PDB. Sementara itu, rata-rata Uni Eropa mencapai 1% dari PDB.

"Sistem pajak Estonia sebagian besar didasarkan pada pajak tenaga kerja dan konsumsi. Sementara pajak properti hanya memainkan peran kecil dalam mendanai belanja sosial," Kata Kepala Riigikogu Magnus Piirits dikutip pada Senin (11/10/2021).

Dia menuturkan tarif pajak properti yang naik setara rata-rata negara Anggota Uni Eropa akan membawa tambahan penerimaan sekitar €500 juta. Jumlahnya bakal makin besar jika pemerintah mengikuti jejak Prancis dengan kontribusi pajak properti mencapai 4% terhadap PDB.

Menurutnya, kenaikan pajak properti tidak hanya sebatas pada kepemilikan atas tanah dan bangunan. Pungutan juga berlaku pada kepemilikan aset keuangan dan hadiah yang masuk cakupan pajak properti di Uni Eropa.

Laporan Riigikogu menyarankan pemerintah segera menggeser sumber utama penerimaan untuk menghadapi tantangan demografi yang makin menua. Penerimaan pajak dari tenaga kerja dan konsumsi diyakini menjadi kurang efektif di masa depan.

"Populasi yang makin menua, perkembangan digital, dan bentuk pekerjaan baru akan membuat pajak tenaga kerja kurang efektif di masa depan. Perlu jalan baru untuk menutup biaya belanja pemerintah," terangnya.

Piirits menambahkan perkembangan digital menambah cakupan pajak properti berupa aset keuangan. Salah satunya adalah kemunculan uang digital atau cryptocurrency. Oleh karena itu, banyak negara menyasar pajak berbasis properti fisik dan keuangan dalam mengoptimalkan pendapatan negara.

"Semua ini menciptakan lahan subur untuk peningkatan penggunaan pajak properti. Pada sisi lain kami melihat munculnya kelas properti baru seperti cryptocurrency menimbulkan tantangan dalam menghitung nilainya," imbuhnya seperti dilansir news.err.ee. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.