Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menyerahkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2019 kepada Ketua DPR Puan Maharani. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.
JAKARTA, DDTCNews—Sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) pada APBN semester I/2020 tercatat tinggi di angka Rp158,4 triliun, lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun sebesar Rp41,2 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan nilai SiLPA yang masif ini merupakan dampak dari frontloading pembiayaan utang pada semester I/2020 yang bertujuan untuk mengantisipasi bertambahnya rencana belanja anggaran pada semester II/2020.
“Ini untuk mengantisipasi defisit yang akan jauh lebih besar lagi hingga akhir tahun ini yang mencapai di 6,34% dari PDB atau Rp1.038,72 triliun,” ujar Sri Mulyani, dikutip Selasa (21/7/2020).
Berdasarkan prognosis APBN semester II/2020, belanja negara pada paruh kedua tahun ini diproyeksikan mencapai Rp1.670,22 triliun atau 61% total belanja negara yang dianggarkan pemerintah pada Peraturan Presiden (Perpres) No. 72/2020.
Sementara itu, kinerja pendapatan negara semester II/2020 diprediksi mencapai Rp889,24 triliun. Adapun realisasi pendapatan negara pada paruh pertama tahun ini sudah mencapai Rp811,19 triliun.
Seiring dengan prediksi nilai belanja dan penerimaan negara tersebut, defisit anggaran pada semester II/2020 diproyeksikan mencapai Rp780,97 triliun, atau naik tiga kali lipat dari defisit anggaran semester I/2020 sebesar Rp257,75 triliun.
Di sisi lain, pemerintah juga hingga saat ini masih belum memanfaatkan saldo anggaran lebih (SAL) sebesar Rp70,64 triliun. Hal ini juga dikarenakan anggaran SiLPA pada paruh pertama tahun ini masih cukup besar, yaitu Rp158,4 triliun.
Pada prognosis semester II/2020, pemerintah memperkirakan SAL sebesar Rp70,6 triliun akan tetap dimanfaatkan. Adapun SAL yang dimiliki oleh pemerintah per akhir 2019 tercatat sudah mencapai Rp212,69 triliun. (rig)