Ilustrasi PPN.
RIYADH, DDTCNews - Kontribusi PPN terhadap penerimaan nonminyak Arab Saudi diprediksi terus meningkat. PPN makin punya peran penting terhadap penerimaan negara yang selama ini terlalu bergantung pada minyak tersebut.
Pada tahun ini, kontribusi PPN terhadap penerimaan nonminyak di Arab Saudi diperkirakan mencapai 43%, lebih tinggi dari tahun lalu sebesar 25% dan tahun 2019 yang sebesar 14% dari total penerimaan nonminyak.
"Penerimaan yang bersumber dari PPN akan memiliki peran kunci dalam menyokong penerimaan nonminyak," tulis Jadwa Investment dalam laporannya, dikutip Selasa (5/10/2021).
Selain PPN, penerimaan nonminyak Arab Saudi sebagian juga akan disokong oleh hasil dari penjualan aset milik negara dan yang bersumber dari kegiatan public private partnership atau kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).
Penjualan aset dan KPBU diperkirakan akan menghasilkan penerimaan nonminyak bagi Arab Saudi sebesar SAR206 miliar atau Rp781,2 triliun sepanjang 5 tahun ke depan.
Untuk diketahui, Arab Saudi adalah salah satu negara yang meningkatkan tarif PPN sejak periode awal pandemi Covid-19. Arab Saudi memutuskan untuk meningkatkan tarif PPN dari 5% menjadi 15% sejak Juli 2020.
Kenaikan tarif PPN tersebut sempat membuat inflasi di Arab Saudi meningkat 5%-6% pada Juli 2020 hingga Juni 2021. Namun, mulai Juli 2021 dampak yang ditimbulkan oleh PPN terhadap inflasi mulai mereda.
Kebijakan kenaikan tarif PPN diambil oleh Arab Saudi akibat menurunnya penerimaan negara di tengah pandemi dan menurunnya harga minyak bumi yang selalu menjadi andalan dalam menyokong penerimaan negara. (sap)