Perdana Menteri Liberal Kanada Justin Trudeau melambaikan tangannya saat tur kampanye pemilihan di Nobleton, Ontario, Kanada, Jumat (27/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Osorio/WSJ/cfo
OTTAWA, DDTCNews - Rencana Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau untuk mengenakan pajak lebih besar terhadap sektor perbankan dan asuransi dinilai akan menjadi bumerang bagi perekonomian Kanada.
Profesor dari Concordia University Anthony Noce mengatakan kenaikan tarif pajak korporasi bagi sektor perbankan dan asuransi akan berpotensi membebani konsumen, investor, dan usaha kecil serta tidak akan menghasilkan tambahan penerimaan pajak yang signifikan.
"Perbankan dan asuransi kemungkinan besar akan membebankan tambahan pajak tersebut kepada konsumen. Dengan demikian, biaya jasa keuangan yang ditanggung konsumen menjadi makin besar," katanya seperti dilansir globalnews.ca, Rabu (1/9/2021).
Menurut Noce, meningkatnya tarif pajak sektor perbankan kemungkinan besar akan meningkatkan bunga pinjaman dan menurunkan bunga deposito. Hal tersebut pada gilirannya akan membebani usaha kecil dan menengah.
Tak hanya membebani usaha kecil dan menengah, sambungnya, kenaikan tarif pajak atas industri perbankan juga bakal membuat harga rumah makin meningkat dan makin tidak terjangkau bagi calon pembeli.
Dengan adanya kenaikan tarif pajak, bank kemungkinan besar akan membebankan tambahan pajak tersebut kepada debitur dengan meningkatkan suku bunga kredit pembiayaan perumahan dan mengenakan biaya-biaya lainnya.
Trudeau sebelumnya sempat menyatakan akan meningkatkan tarif pajak korporasi dari 15% menjadi 18% khusus atas perusahan perbankan dan asuransi yang meraup penghasilan di atas US$1 miliar atau setara dengan Rp11,45 triliun.
Dia memperkirakan potensi tambahan penerimaan pajak berkat kenaikan tarif tersebut bisa mencapai US$2,5 miliar per tahun untuk 4 tahun ke depan. Bila partainya terpilih kembali sebagai petahana, tarif pajak baru akan berlaku pada tahun fiskal 2022-2023.
Sebagai informasi, pemilu di Kanada akan diselenggarakan pada 20 September 2021. Hingga saat ini, popularitas partai petahana yaitu Partai Liberal dipandang masih sedikit lebih unggul dibandingkan dengan Partai Konservatif. (rig)