UNIVERSITAS INDONESIA

Indonesia Masih Butuh Profesional Pajak Andal, Anak Muda Perlu Bersiap

Dian Kurniati
Rabu, 06 Maret 2024 | 17.15 WIB
Indonesia Masih Butuh Profesional Pajak Andal, Anak Muda Perlu Bersiap

Human Capital Lead DDTC Adinda Nur Larasati.

JAKARTA, DDTCNews - Indonesia diprediksi akan membutuhkan lebih banyak profesional pajak yang andal pada masa depan.

Human Capital Lead DDTC Adinda Nur Larasati mengatakan prospek profesi perpajakan di Indonesia masih sangat besar. Menurutnya, generasi muda perlu segera mempersiapkan diri agar mampu menjadi profesional pajak yang andal dan mampu bersaing.

"Peluang karier di bidang pajak terbuka sangat luas. Apabila tertarik, teman-teman mahasiswa bisa mulai bersiap sejak sekarang," katanya dalam seminar dengan tema Future Career in Tax: Nourish or Perish?, Rabu (6/3/2024).

Adinda menuturkan jumlah pegawai pajak pada 2022 tercatat 45.315 orang sehingga rasio dengan penduduk sebesar 1:6.085.

Kemudian, jumlah konsultan ternyata juga belum banyak, yakni hanya 6.526 orang sehingga rasionya dengan penduduk mencapai 1:41.955. Jumlah konsultan pajak tersebut jauh di bawah Jepang, Jerman, dan Italia.

Data tersebut menjadi bukti Indonesia membutuhkan lebih banyak SDM yang ahli di bidang pajak yang andal.

Pajak juga tergolong bidang yang multidisiplin ilmu seperti dari sisi akuntansi, hukum, administrasi, dan manajemen. Untuk itu, profesional pajak perlu terus memperkuat kemampuannya agar mampu bersaing, bahkan menembus persaingan global.

Adinda menyebut DDTC turut berkontribusi melakukan kaderisasi dalam menciptakan profesional pajak yang andal. Salah satunya ialah dengan membuka kesempatan magang bagi mahasiswa melalui Executive Internship Program.

Kesempatan magang terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin menambah pengetahuan serta pengalaman sebelum terjun ke dunia kerja.

DDTC memiliki sejumlah divisi meliputi DDTC Consulting, Fiscal Research and Advisory, DDTC Library, DDTC Academy, DDTCNews, Digital Transformation Team, serta Brand and Relation Team.

Secara umum, aktivitas magang di DDTC akan didominasi oleh pembelajaran praktik mencapai 70%. Selain itu, ada porsi pembelajaran sosial sebesar 20% dan pembelajaran formal 10%.

"Kesempatan magang ini peluang untuk teman-teman mahasiswa mulai pelan-pelan bermigrasi dari kuliah ke dunia kerja," ujar Adinda.

Peserta magang DDTC juga akan memperoleh beberapa benefit antara lain bimbingan para senior, mendapatkan uang saku harian yang kompetitif, akses DDTC Library, akses Perpajakan DDTC, serta lingkungan kerja yang nyaman.

Pada kesempatan yang sama, Founder DDTC Danny Septriadi turut memberikan motivasi kepada mahasiswa mengenai menariknya belajar pajak. Menurutnya, pajak termasuk bidang ilmu yang menarik untuk dipelajari.

"Tadi ada yang bertanya apakah menjadi konsultan pajak itu susah? Tidak, pajak itu tidak susah karena yang susah itu bayar pajaknya," ucapnya sambil berseloroh.

Danny memandang mahasiswa dengan rasa keingintahuan tinggi bakal sangat cocok berkarier di bidang pajak. Sebab, di dunia praktik, nantinya akan ada banyak kasus pajak yang menarik untuk dipelajari.

Sementara itu, Ketua Departemen Akuntansi FEB UI Yulianti Abbas menilai DDTC sebagai institusi pajak berbasis riset, teknologi, dan pengetahuan yang berperan penting dalam pendidikan perpajakan di Indonesia.

Menurutnya, DDTC akan dapat menjadi tempat belajar ideal bagi mahasiswa yang tertarik di bidang pajak, termasuk melalui program magang.

"Ini kesempatan yang baik untuk Anda belajar bagaimana memulai karier di bidang pajak karena ternyata pajak itu sangat luas, multidimensi ilmu," tuturnya. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.