Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Kamis (26/1/2023). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,3 persen secara year on year (YoY) pada 2022 dikarenakan pemulihan ekonomi dampak COVID-19 terus berlanjut. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.
JAKARTA, DDTCNews - Dinamika perekonomian global masih membayangi laju pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini. Kendati sudah cukup stabil, pelemahan pertumbuhan dan tekanan inflasi masih terjadi di banyak negara.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah berupaya menjaga daya beli masyarakat dan memperderas investasi agar perekonomian tetap stabil.Â
"Pemerintah mendorong beberapa langkah dalam negeri yaitu untuk belanja dalam negeri didorong, konsumsi dan investasi juga terus didorong, dan beberapa sektor diharapkan bisa terus dipacu," ucap Airlangga dalam keterangannya, dikutip pada Selasa (31/1/2023).Â
Sejumlah perbaikan sebenarnya sudah terlihat di dalam negeri. Airlangga menjelaskan angka purchasing manager index (PMI), tingkat kepercayaan konsumen, dan sejumlah indikator lainnya telah menunjukkan sinyal yang positif. Airlangga pun menekankan pentingnya menjaga permintaan domestik.
"Kita lihat sinyal positif dari PMI yang diterbitkan oleh BI angka di bulan Januari 53,3. Kemudian untuk production level di angka 56,2. Kemudian angka order from customer di angka 55," tutur Airlangga.
Airlangga menuturkan bahwa dana sektor swasta di perbankan juga perlu didorong untuk merealisasikan net saving dalam bentuk capital expenditure (capex). Airlangga menyebut, pemerintah juga memonitor pembayaran atau manajemen utang yang dilakukan.
"Kita berharap dengan manajemen utang sudah lebih baik, capex akan didorong dan beberapa sektor yang tumbuh positif investasinya adalah energi maupun tambang otomotif, perdagangan, kemudian kesehatan, aneka manufaktur, dan sektor konstruksi," kata Airlangga.
Lebih lanjut, Airlangga mengatakan bahwa pemerintah terus mendorong daya beli masyarakat untuk menjaga inflasi di daerah. Di saat yang sama, pemerintah juga memonitor sektor transportasi dan komoditas pangan.
"Pemerintah mendorong daya beli masyarakat, menjaga inflasi di daerah, yang dimonitor di bulan Januari ini memang salah satunya adalah sektor transportasi dalam hal ini transportasi udara. Kemudian yang kedua terkait dengan beberapa komoditas yang diperhatikan, termasuk harga beras yang seperti di bulan Desember kemarin," katanya. (sap)