AMERIKA SERIKAT

Government Shutdown Berisiko Ganggu Pengembalian Pajak

Kurniawan Agung Wicaksono | Senin, 07 Januari 2019 | 10:06 WIB
Government Shutdown Berisiko Ganggu Pengembalian Pajak

Ilustrasi Kantor IRS Amerika Serikat. (foto: Police State USA)

JAKARTA, DDTCNews – Penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown) yang dilakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump masih berlangsung. Kebijakan yang sudah masuk pada pekan ketiga ini berisiko menganggu administrasi pajak di Negeri Paman Sam.

Pasalnya, hanya 12% staf Internal Revenue Service (IRS) yang bekerja tanpa bayaran sejak 22 Desember 2018. Mayoritas pegawai yang bekerja hanya berfokus pada keamanan dan teknologi. IRS tidak mengeluarkan pengembalian pajak (tax refund).

Biasanya, musim pengajuan pengembalian pajak biasanya dimulai pertengahan hingga akhir Januari. Namun, karena ada penutupan sebagian pemerintahan, IRS belum mengumumkan tanggal pasti. Jika government shutdown terus berlanjut, proses tax refund akan tertunda.

Baca Juga:
Rekrut Akuntan hingga Pakar Pajak, IRS Tingkatkan Rasio Audit WP Besar

Hal ini, melansir 10tv.com, akan membuat para profesional pajak bekerja keras ketika ‘jendela’ pengajuan dibuka dalam waktu singkat. Government shutdown juga mempersulit musim pajak yang sudah kompleks karena berbagai perubahan sebagai efek Tax Cuts and Jobs Act (TCJA).

Paul Mancinone, seorang CPA mengatakan IRS sebenarnya dapat membawa beberapa beberapa pekerja kembali ke proses pengembalian pajak. Namun, pencairan tax refund kemungkinan akan ditunda karena dana tidak tersedia jika government shutdown berlanjut.

Penutupan sebagian pemerintahan telah memangkas dana baru ke Departemen Keuangan. Hal ini membuat sebagian besar staf tidak dipekerjakan dan melumpuhkan kemampuan departemen dalam memenuhi fungsi inti.

Baca Juga:
Rasio Audit WP Berkulit Hitam 4 Kali Lebih Besar, IRS Lakukan Ini

Pejabat Departemen Keuangan mencoba untuk menentukan apa yang harus dilakukan dengan membanjirnya permintaan pengembalian pajak yang akan datang bulan depan. Dari akhir Januari hingga 2 Maret tahun lalu, IRS membayar pengembalian pajak US$147,6 miliar kepada 48,5 juta rumah tangga.

Sejumlah uang serupa bisa terunda pengembaliannya pada tahun ini. Hal ini dapat berdampak langsung pada ekonomi serta pada keuangan jutaan orang Amerika Serikat yang sering menghabiskan pengembalian pajak mereka setelah menerimanya.

Terlepas dari risiko penundaan pengembalian pajak tersebut, jika wajib pajak masih memiliki utang pajak kepada pemerintah, jatuh tempo akan tetap berada pada 15 April, ditutup atau tidaknya sebagian pemerintahan.

Sekadar informasi, government shutdown dilakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump karena ingin ada dana anggaran pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko senilai US$5 miliar. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 03 Mei 2024 | 12:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Rasio Audit WP Berkulit Hitam 4 Kali Lebih Besar, IRS Lakukan Ini

Kamis, 18 April 2024 | 13:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Bentuk UN Tax Convention, G-7 Ungkap Pentingnya Konsensus dalam Pajak

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Lapor SPT Tahunan, Biden Bayar Pajak Rp 2,37 Miliar pada 2023

BERITA PILIHAN
Minggu, 05 Mei 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pegawai Terima SHU Koperasi, Kena Pajak Penghasilan?

Minggu, 05 Mei 2024 | 12:43 WIB KETUA WELLNESS HEALTHCARE ENTREPRENEUR ASSOCIATION, AGNES LOURDA:

‘Pajak Lebih Tinggi, Pemerintah Tak Menyadari Malah Menekan Industri’

Minggu, 05 Mei 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK DAERAH

Perinci Aturan Pajak Daerah, Kabupaten/Kota Diimbau Siapkan 4 Perkada

Minggu, 05 Mei 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Perubahan Skema Penghitungan PPh Pasal 21 untuk Bukan Pegawai

Minggu, 05 Mei 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Alasan Kebijakan Baru soal Impor Barang Kiriman PMI Berlaku Surut