BADAN PUSAT STATISTIK

Penduduk Miskin Indonesia Berkurang 0,25 Juta Orang

Redaksi DDTCNews
Selasa, 03 Januari 2017 | 14.38 WIB
Penduduk Miskin Indonesia Berkurang 0,25 Juta Orang

JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia per September 2016 mencapai 27,76 juta orang (10,70%), atau berkurang 0,25 juta orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2016 sebesar 28,01 juta orang (10,86%).

Kepala BPS Suhariyanto dalam siaran persnya mengatakan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2016 senilai 7,79%, turun menjadi 7,73% pada September 2016.

“Demikian pula persentase penduduk miskin di daerah perdesaan turun dari 14,11% pada Maret 2016 menjadi 13,96% pada September 2016,” ujarnya di kantor Pusat BPS, Selasa (3/1) siang.

Meski selama periode Maret 2016–September 2016 persentase kemiskinan menurun, namun menurut Suhariyanto, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 0,15 juta orang, dari 10,34 juta orang pada Maret 2016 menjadi 10,49 juta orang pada September 2016.

Adapun di daerah perdesaan turun sebanyak 0,39 juta orang, dari 17,67 juta orang pada Maret 2016 menjadi 17,28 juta orang pada September 2016.

Suhariyanto menambahkan peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).

“Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada September 2016 tercatat sebesar 73,19%, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi Maret 2016 yaitu sebesar 73,50%,” terangnya.

Adapun jenis komoditi makanan yang berpengaruh terbesar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun  di perdesaan, menurut Suhariyanto, di antaranya adalah beras, rokok, daging sapi, telur ayam ras, gula pasir, mie instan, bawang merah dan tempe.

Munculnya daging sapi sebagai salah satu komoditi penyumbang terbesar Garis Kemiskinan, lanjut Suhariyanto, disebabkan  pada periode September 2016 bertepatan dengan perayaan Idul Adha. Sementara itu, untuk komoditi bukan makanan yang terbesar pengaruhnya adalah biaya perumahan, listrik, bensin, dan pendidikan. (Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.