KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pulihkan Ekonomi, Indonesia Minta Kerja Sama Konkret Antarnegara G-20

Muhamad Wildan
Kamis, 17 November 2022 | 12.30 WIB
Pulihkan Ekonomi, Indonesia Minta Kerja Sama Konkret Antarnegara G-20

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) sebelum Working Session 3 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (16/11/2022). ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Fikri Yusuf/wsj/22.

NUSA DUA, DDTCNews – Pemerintah Indonesia meminta kepada setiap negara anggota G-20 untuk melakukan kerja sama yang bersifat konkret guna mendukung pemulihan ekonomi.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan kerja-kerja konkret negara-negara G-20 dan organisasi mitra telah dikompilasikan dalam Lampiran B dari G-20 Bali Leaders' Declaration berjudul G-20 Action for Strong and Inclusive Recovery.

"Ini adalah daftar proyek kerja sama. Mengapa ada lampiran seperti itu? Ini untuk memenuhi janji Indonesia yang hendak mendorong G-20 lebih dekat dengan kerja sama yang bersifat konkret," katanya, dikutip pada Kamis (17/11/2022).

Retno menyebut terdapat 361 proyek kerja sama yang terlampir dalam Lampiran B yang berfokus pada 3 sektor prioritas antara lain bidang kesehatan, ekonomi digital, dan transisi energi.

"Selain capaian deklarasi itu sendiri, banyak hal yang kami lakukan untuk membumikan G-20 untuk kepentingan rakyat," tuturnya.

Untuk diketahui, para pemimpin dan perwakilan dari negara-negara anggota G-20 resmi mencapai kesepakatan atas G-20 Bali Leaders' Declaration.

Leaders' Declaration memuat 52 paragraf. Paragraf terkait dengan perang di Ukraina adalah paragraf yang paling alot dibahas oleh para negara anggota G-20. Presiden Joko Widodo menyebut Rusia turut menyetujui Leaders' Declaration meski terdapat paragraf terkait perang di Ukraina tersebut.

"Ada perwakilan Rusia yang hadir di KTT saat itu. Meski alot, tetapi telah disahkan," ujar presiden.

Dalam Leaders' Declaration dinyatakan perang di Ukraina telah memberikan dampak buruk terhadap perekonomian. Perang dinilai menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan inflasi, mengganggu rantai pasok, dan memberikan ancaman terhadap stabilitas keuangan.

"Meskipun G-20 bukanlah forum keamanan, kami berpandangan masalah keamanan bisa memberikan konsekuensi signifikan terhadap perekonomian global," bunyi Leaders' Declaration. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.