Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat masih terdapat 3 pemimpin negara yang belum menyampaikan konfirmasi kehadiran KTT G-20 kepada Indonesia.
Dengan demikian, total baru 17 negara yang sudah memastikan pemimpin negaranya hadir dalam KTT G-20 di Bali November ini. Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), jumlah tersebut sudah cukup banyak.
"Angka 17-18 [pimpinan negara] itu angka yang sangat banyak sekali. Dalam keadaan normal pun angka 17 itu sudah banyak sekali. Artinya dalam situasi yang sangat sulit seperti ini bahwa beliau-beliau datang itu sebuah kehormatan bagi kita," ujar Jokowi, Rabu (2/11/2022).
Meski demikian, Jokowi tidak menyampaikan siapa saja pemimpin negara yang belum memastikan kehadirannya dalam gelaran KTT G-20 di Bali bulan ini.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan tingkat kehadiran pemimpin negara anggota G-20 dalam KTT G-20 pada 15-16 November sudah sangat tinggi.
Retno mengatakan terdapat beberapa negara yang belum menyampaikan konfirmasi kehadiran pemimpinnya kepada Indonesia, contohnya adalah Brasil yang baru saja menyelesaikan gelaran pemilihan presiden (pilpres).
"Brasil baru saja putaran kedua election-nya sudah selesai, tetapi serah terimanya atau presiden baru mulai menjabat 1 Januari sehingga kita masih menunggu dari Brasil siapa yang akan mewakili Brasil pada KTT nanti," ujar Retno, Senin (31/10/2022).
Adapun 2 pemimpin negara yang baru saja memulai jabatannya pada bulan lalu yakni Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni telah menyampaikan konfirmasi kehadirannya dalam KTT G-20 di Bali.
"Kedatangan para pemimpin sudah akan mulai terjadi tanggal 13 November, sebagian besar akan tiba pada tanggal 14 November. Rata-rata akan meninggalkan Bali pada 16 [November] sore atau tanggal 17 November," ujar Retno.
Untuk diketahui, KTT G-20 adalah pertemuan puncak yang dihadiri oleh seluruh kepala pemerintahan atau kepala negara anggota G-20.
Dalam gelaran G-20 tahun ini, negara-negara anggota turut membahas tentang kebijakan pajak, khususnya proposal Pilar 1: Unified Approach dan Pilar 2: Global Anti Base Erosion (GloBE).
Ketentuan teknis dari kedua pilar tersebut tercatat masih belum rampung sehingga implementasinya akan sedikit terlambat dari rencana awal.
"Sedikit tertunda dalam pelaksanaannya. Saya rasa tekad dan komitmen untuk terus mengimplementasikan Pilar 1 dan Pilar 2 akan menjadi sangat penting," kata Sri Mulyani pada bulan lalu. (sap)