Seorang warga membeli kebutuhan pokok di pasar murah yang digelar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Banda Aceh, Aceh, Selasa (11/10/2022). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/wsj.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah berkomitmen untuk menjaga tren laju inflasi tetap berada di bawah 6% hingga akhir tahun.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan inflasi memang berpotensi naik pada akhir tahun seiring dengan perayaan Natal dan Tahun Baru. Namun, dampak kedua hari besar tersebut terhadap inflasi diupayakan untuk diminimalisasi.
"Desember ini ada Natal dan Tahun Baru, tapi kita usahakan seperti yang sudah kita bilang kalau kembali normal level," ujar Suahasil, Selasa (1/11/2022).
Suahasil mengatakan pengendalian inflasi akan difokuskan atas komoditas-komoditas pada komponen volatile food atau harga pangan bergejolak seperti beras dan produk-produk hortikultura. "Kalau produksi cukup dan konsumsinya cukup, harusnya harganya bisa cukup stabil," ujar Suahasil.
Untuk diketahui, inflasi pada Oktober 2022 tercatat mencapai 5,71%, sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan inflasi pada September 2022 yang mencapai 5,95%.
Perlambatan inflasi pada Oktober disebabkan oleh melambatnya inflasi komponen harga pangan bergejolak. Pada Oktober, inflasi pada komponen tersebut mencapai 7,19%, lebih rendah bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 9,02%.
Beberapa komoditas pangan yang mengalami penurunan harga pada Oktober 2022 antara lain cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit, daging ayam ras, minyak goreng, hingga tomat.
Meski demikian, harga beras, tempe, dan tahu tercatat mulai merangkak naik. Beras tercatat mengalami inflasi bulanan sebesar 1,13%. Komoditas tersebut mengalami kenaikan harga dari Rp11.720 per kilogram pada September 2022 menjadi Rp11.850 per kilogram pada Oktober 2022.
Adapun harga tempe tercatat naik dari Rp12.421 per kilogram pada September menjadi Rp12.667 per kilogram pada Oktober 2022, sedangkan harga tahu naik dari Rp11.330 per kilogram menjadi Rp11.438 per kilogram.
Kenaikan harga tempe dan tahu disebabkan oleh kenaikan harga kedelai dari US$606 per ton pada Januari 2022 menjadi US$664 per ton pada September. (sap)