Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/9/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) yang besar pada APBN 2020 akan memberikan manfaat positif dalam mendukung program pemerintah pada 2021.
Sri Mulyani mengatakan SiLPA pada APBN 2020 yang tercatat mencapai Rp245,59 triliun sangat bermanfaat dalam membantu pemerintah memenuhi kebutuhan vaksin, mendukung UMKM, dan menekan kebutuhan pembiayaan utang pada APBN 2021.
"Dengan adanya SiLPA ini, Indonesia mampu mengamankan stok vaksin yang sangat dibutuhkan saat menghadapi serangan [Covid-19] varian delta pada Mei, Juni, dan Juli 2021," katanya dikutip pada Minggu (12/9/2021).
Sri Mulyani menambahkan SiLPA yang bersifat responsif dan fleksibel ini cukup bermanfaat untuk mendanai kegiatan yang tidak biasa seperti vaksinasi. Hingga September 2021, pemerintah telah menyuntikkan 106,3 juta dosis vaksin bagi masyarakat.
Selain vaksinasi, sebagian SiLPA APBN 2020 juga ditempatkan di perbankan dan bank pembangunan daerah (BPD) untuk membantu pelaksanaan program stimulus kepada UMKM yang hingga saat ini masih menghadapi tekanan akibat pandemi Covid-19.
SiLPA yang besar pada APBN 2020 juga dimanfaatkan oleh pemerintah untuk memangkas kebutuhan pembiayaan utang pada APBN 2021. Menurut menkeu, total kebutuhan pembiayaan anggaran yang akan dipenuhi melalui SiLPA mencapai Rp139,4 triliun.
Sebagaimana yang dicatat oleh pemerintah, total pembiayaan utang pada proyeksi APBN 2021 diperkirakan mencapai Rp1.026,98 triliun, lebih rendah dari yang direncanakan pada APBN 2021 senilai Rp1.177,35 triliun.
Kebijakan pemanfaatan SiLPA APBN 2020 untuk memenuhi pembiayaan APBN 2021 ini diharapkan dapat memberikan kepastian terhadap pemenuhan pembiayaan anggaran dan menjaga sustainabilitas keuangan negara ke depan. (rig)