APBN 2025

Penerimaan Bea dan Cukai Tembus Rp269 Triliun, Tumbuh 4,5 Persen

Aurora K. M. Simanjuntak
Jumat, 19 Desember 2025 | 16.00 WIB
Penerimaan Bea dan Cukai Tembus Rp269 Triliun, Tumbuh 4,5 Persen
<p>Paparan yang disampaikan oleh&nbsp;Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.&nbsp;</p>

JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan mencatat penerimaan kepabeanan dan cukai sepanjang Januari-November 2025 sudah terealisasi Rp269,4 triliun.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut setoran kepabeanan dan cukai tersebut mencapai 89,3% dari target APBN 2025 senilai Rp310,4 triliun. Realisasi penerimaan itu juga tumbuh 4,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu

"Ini pertumbuhan penerimaan kepabeanan dan cukai tumbuh 4,5%," ujarnya dalam Konpers APBN Kita, dikutip pada Jumat (19/12/2025).

Suahasil memaparkan terdapat 3 komponen penerimaan kepabeanan dan cukai. Pertama, setoran cukai terkumpul Rp198,2 triliun atau mencapai 81,2% dari target APBN yang dipatok Rp244,19 triliun.

Penerimaan cukai tercatat tumbuh 2,8%, meski produksi rokok kerap menurun. Seperti diketahui, produk rokok menjadi penyumbang cukai terbesar, dan kini produksinya 285 miliar batang atau turun 2,4%.

Kedua, bea keluar terkumpul Rp26,3 triliun. Penerimaan ini menembus 589% dari target APBN yang dipatok hanya senilai Rp4,47 triliun.

Suahasil menjelaskan meroketnya setoran bea keluar didorong oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO), volume ekspor sawit, serta kebijakan ekspor konsentrat tembaga.

"Bea keluar ini sudah hampir 6 kali lipat dari target APBN yang hanya Rp4 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan CPO, volume ekspor sawit, dan kebijakan ekspor konsentrat tembaga yang memberikan hasil," jelasnya.

Ketiga, penerimaan bea masuk tercatat senilai Rp44,9 triliun atau 84,9% dari target APBN senilai Rp52,93 triliun. Namun, setoran bea keluar mengalami kontraksi sebesar 5,8% imbas penurunan impor komoditas pangan dan pemberlakuan free trade agreement (FTA).

"Bea masuk lebih rendah dari tahun lalu, kontraksinya 5,8% karena penurunan bea masuk dari komoditas pangan. Pada 2024, kita impor beras cukup banyak, tapi tahun ini kita tidak impor beras," tutur Suahasil. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.