Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pemaparan pada konferensi pers APBN Kita di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (23/5/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/tom.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% - 5,8% pada tahun depan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan target pertumbuhan ekonomi tersebut dapat tercapai apabila setiap komponen pembentuk produk domestik bruto (PDB) dikerek. Komponen pembentuk PDB tersebut mulai dari konsumsi rumah tangga, investasi, hingga ekspor.
"Kalau 2026, kami menyebutkan di KEM PPKF target growth antara 5,2% hingga 5,8%, maka PR untuk masing-masing komponen kontributor growth harus makin tinggi lagi," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, dikutip pada Sabtu (5/7/2025).
Sri Mulyani menyampaikan apabila membidik pertumbuhan ekonomi di level 5,2%, maka komponen pembentuk PDB antara lain konsumsi rumah tangga harus tumbuh minimal 5%. Kemudian, pembentukan modal bruto tetap (PMTB) tumbuh 5%, dan ekspor tumbuh 6,5%.
Sementara itu, untuk mencapai angka pertumbuhan sebesar 5,8%, komponen pembentuk PDB berupa konsumsi rumah tangga harus mampu tumbuh minimal 5,5%, PMTB tumbuh 5,9%, dan ekspor tumbuh 6,8%.
Menurutnya, tantangan mencapai target pertumbuhan 5,8% yakni mengerek konsumsi domestik dan PMBT. Berarti, sambungnya, pemerintah harus menjaga daya beli, inflasi, penciptaan lapangan kerja, dan upah yang memadai.
Sementara PMTB atau investasi, saat ini porsinya baru 2% sehingga harus dikerek 3 kali lipat. Terkait ekspor, saat ini sudah cukup bagus dan perlu dijaga kinerjanya agar tidak anjlok.
"Ini adalah target pertumbuhan aspirasi yang harus ditopang dengan kebijakan dan berbagai langkah untuk bisa diwujudkan, apakah itu di bidang investasi, deregulasi, menjaga daya beli, itu harus dilakukan," kata Sri Mulyani.
Secara terperinci, Sri Mulyani menyebutkan ada 7 strategi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi pada 2026. Pertama, menjaga daya beli dengan inflasi yang terkendali.
Kedua, penguatan efektivitas program unggulan, seperti lumbung pangan, sekolah rakyat, makan bergizi gratis (MBG), koperasi merah putih, revitalisasi sekolah, pemeriksaan gratis, pertahanan, dan perumahan.
Ketiga, investasi Danantara difokuskan untuk mendorong investasi di sektor-sektor strategis, termasuk sektor yang memberikan nilai tambah tinggi.
Keempat, meningkatkan ekspor melalui hilirisasi dan diversifikasi produk dan pasar ekspor. Kelima, memperkuat rantai pasok dan hilirisasi sektor pertanian.
Keenam, penguatan nilai tambah, linkages, dan daya saing. Ketujuh, menjalankan proyek strategis nasional (PSN), persampahan, perumahan, serta revitalisasi dan pembangunan sekolah. (dik)