KEBIJAKAN BEA MASUK

Indonesia Bakal Impor Kedelai, Gandum, dan Kapas AS Demi Tekan Inflasi

Muhamad Wildan
Jumat, 25 Juli 2025 | 15.45 WIB
Indonesia Bakal Impor Kedelai, Gandum, dan Kapas AS Demi Tekan Inflasi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/agr

JAKARTA, DDTCNews – Indonesia akan mengimpor kedelai, gandum, dan kapas yang diproduksi oleh Amerika Serikat (AS). Langkah ini diambil karena menjadi bagian dari kesepakatan perdagangan resiprokal (agreement on reciprocal trade) antara Indonesia dan AS.

Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Indonesia mengimpor kedelai, gandum, dan kapas AS mengingat ketiganya tidak diproduksi di Indonesia.

"Yang kita impor adalah yang tidak diproduksi [di Indonesia], yakni kedelai, gandum, dan kapas," katanya, dikutip pada Jumat (25/7/2025).

Sebagaimana termuat dalam pernyataan bersama mengenai kesepakatan perdagangan resiprokal antara Indonesia dan AS, Indonesia berkomitmen untuk mengimpor kedelai, gandum, dan kapas AS dengan nilai mencapai US$4,5 miliar.

Airlangga menilai keputusan itu akan menstabilkan harga kedelai, gandum, dan kapas serta produk-produk turunannya, terutama produk turunan dari gandum. Ketiga produk tersebut merupakan bagian dari komponen volatile food, salah satu dari 3 komponen penting dalam pengukuran inflasi.

"Dengan gandum yang stabil, kita melihat roti maupun mie itu menjadi salah satu komoditas pangan yang selama ini berkontribusi membuat volatile food stabil," tuturnya.

Sebagai informasi, kesepakatan perdagangan resiprokal adalah landasan bagi AS untuk menurunkan bea masuk resiprokal atas barang Indonesia dari 32% menjadi 19%. Selain itu, Indonesia juga sepakat untuk memberikan fasilitas bea masuk 0% atas barang impor dari AS.

Menurut AS, bea masuk resiprokal diperlukan untuk memperbaiki hubungan dagang antara AS dan negara mitra yang selama ini berlangsung secara tidak resiprokal.

Bea masuk resiprokal akan diterapkan secara serentak mulai 1 Agustus 2025 atas barang impor dari beberapa negara yang sudah menerima surat dari Presiden AS Donald Trump. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.