KEBIJAKAN PEMERINTAH

Genjot Ekonomi di Semester II/2025, Ini Strategi Pemerintah

Aurora K. M. Simanjuntak
Jumat, 25 Juli 2025 | 08.30 WIB
Genjot Ekonomi di Semester II/2025, Ini Strategi Pemerintah

Ilustrasi. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersiap mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/3/2025). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah tengah menyiapkan langkah-langkah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2025 dan IV/2025, termasuk meninjau stimulus fiskal yang digelontorkan kepada masyarakat.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan selain evaluasi insentif, pemerintah juga bakal menggenjot sektor pariwisata dan industri. Menurutnya, berbagai upaya ini dapat menjaga pertumbuhan ekonomi di level 5,2% pada akhir tahun.

"Beberapa hal sudah disiapkan dan diarahkan Bapak Presiden untuk mengungkit pertumbuhan di kuartal III/2025 dan kuartal IV/2025," ujarnya, dikutip pada Jumat (25/7/2025).

Secara terperinci, Airlangga menyampaikan Presiden Prabowo Subianto telah mengarahkan kabinetnya untuk menjalankan berbagai program pada semester II/2025. Contoh, pembangunan rumah melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), yang ditargetkan dapat mendongkrak kinerja industri konstruksi.

Kemudian, pemerintah bakal membuka pelabuhan-pelabuhan internasional di berbagai wilayah, terutama yang menjadi favorit turis asing dan domestik. Dia menuturkan langkah ini berpotensi mendongkrak sektor pariwisata menjelang momentum Natal dan tahun baru (Nataru).

"Menjelang Nataru, sektor pariwisata bisa digenjot dan kemarin arahan Pak Presiden untuk meningkatkan turisme perlu dibuka pelabuhan-pelabuhan internasional di destinasi di mana turis bisa mengakses penerbangan regional ataupun internasional," kata Airlangga.

Sebelumnya, dia menyatakan kesepakatan mengenai bea masuk resiprokal dengan Amerika Serikat (AS) sebesar 19% tidak akan menyurutkan perekonomian Indonesia. Alasannya, tarif bea masuk tersebut sudah turun cukup signifikan dari rencana awal 32%.

Di samping itu, pemerintah mendorong diversifikasi pasar ekspor dengan mempercepat penyelesaian kerja sama Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA). Dengan adanya kesepakatan ini, Indonesia bisa mendapatkan tarif bea masuk 0% apabila mengekspor barang ke Uni Eropa.

"Pertumbuhan ekonomi kita tetap optimis dan berharap sesuai dengan perencanaan di angka 5,2%," tutup Airlangga. (dik)

Editor : Dian Kurniati
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.