KEBIJAKAN PAJAK

Soal Peningkatan Kepatuhan Pajak, Begini Saran Arthur Laffer

Redaksi DDTCNews
Sabtu, 21 Juni 2025 | 14.15 WIB
Soal Peningkatan Kepatuhan Pajak, Begini Saran Arthur Laffer

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ekonom asal Amerika Serikat Arthur Laffer turut memberikan masukan kepada pemerintah mengenai upaya meningkatkan kepatuhan pajak.

Laffer mengatakan salah satu strategi meningkatkan kepatuhan adalah merumuskan kebijakan pajak yang berpihak kepada wajib pajak, yakni penerapan tarif pajak rendah dan penggunaan tarif flat. Selain itu, pemerintah juga harus mampu menciptakan keadilan melalui perluasan basis pajak.

"Jika Anda memiliki tarif pajak yang rendah, basis pajak luas, dan menggunakan tarif flat, orang kaya akan sadar mereka seharusnya membayar pajak, serta orang miskin juga tahu mereka harus membayar pajak," katanya, dikutip pada Sabtu (21/6/2025).

Laffer menilai kebijakan pajak yang adil menjadi kunci dalam meningkatkan kepatuhan. Dengan kebijakan yang adil, baik orang kaya maupun orang miskin akan sama-sama memiliki kesadaran untuk membayar pajak sesuai dengan penghasilan yang diperoleh.

Ia mengingatkan wajib pajak akan cenderung menghindar dari kewajibannya apabila mendapatkan perlakuan yang tidak adil. Oleh karena itu, pemerintah dalam membuat regulasi pajak tidak boleh saling membenturkan antarkelompok, terutama antara orang kaya dan orang miskin.

Apabila diperlakukan tidak adil, orang-orang kaya biasanya akan menyewa jasa pengacara hingga akuntan untuk bisa menghindari pajak. Kejadian semacam ini sempat terjadi di Inggris saat Perdana Menteri Gordon Brown menaikkan tarif pajak pada lapisan penghasilan tertinggi dari 40% menjadi 50%.

Kelompok orang kaya di Inggris merasa kebijakan pajak tersebut tidak adil sehingga banyak yang melakukan praktik penghindaran pajak, bahkan meninggalkan negaranya. Kebijakan pajak itu kemudian menyebabkan perekonomian terpuruk, penerimaan pajak merosot, serta tingkat pengangguran melonjak.

Laffer menyebut peristiwa di Inggris tersebut sebagai sebuah bencana dalam perbendaharaan negara. Hingga akhirnya, Perdana Menteri berikutnya, David Cameron, memutuskan menurunkan tarif pajak pada lapisan penghasilan tertinggi dari 50% menjadi 45%.

"Tidak ada yang salah dengan menjadi orang kaya atau orang miskin. Mimpi kita adalah membuat orang miskin menjadi kaya, bukan membuat orang kaya menjadi miskin," ujarnya. (dik)

Editor : Dian Kurniati
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.