Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia turun dari US$157,1 miliar pada Maret 2025 menjadi US$152,5 miliar pada April 2025.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan penurunan cadangan devisa disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri oleh pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah yang dilakukan oleh BI.
"Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang makin tinggi," katanya, dikutip pada Minggu (11/5/2025).
Meski turun drastis, posisi cadangan devisa per April 2025 masih setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka ini di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Cadangan devisa tersebut juga dinilai mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.Â
Dia menjelaskan posisi cadangan devisa ke depan akan tetap memadai guna mendukung ketahanan sektor eksternal. Stabilitas posisi cadangan devisa bakal didukung oleh terjaganya prospek ekspor serta surplus neraca transaksi modal dan finansial.
Persepsi investor terhadap ekonomi nasional dan imbal hasil investasi di Indonesia juga diperkirakan akan tetap positif.
"BI terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tutup BI. (dik)