Materi paparan Wamenkeu Anggito Abimanyu dalam konferensi pers APBN Kita, Jumat (8/11/2024).
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat realisasi penerimaan pajak senilai Rp1.517,53 triliun hingga Oktober 2024. Capaian tersebut setara 76,3% dari target senilai Rp1.989 triliun.
Secara neto, penerimaan pajak ini masih mengalami kontraksi sebesar 0,4%. Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu mengatakan penerimaan pajak ini tergolong positif sejalan dengan kontraksi yang mengecil.
"Yang cukup menggembirakan adalah bahwa kondisi perbaikan ini sudah terjadi dalam 2 bulan terakhir dan Alhamdulillah berlanjut di bulan Oktober," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Jumat (8/11/2024).
Anggito mengatakan kinerja penerimaan pajak ini turut dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas dan lifting minyak bumi. Hal itu terutama terlihat dari penerimaan PPh nonmigas dan penurunan PPh migas.
Kinerja penerimaan pajak pun diharapkan terus membaik hingga akhir tahun.
Dia kemudian memerinci penerimaan PPh nonmigas mencapai Rp810,76 triliun atau 76,24% dari target. Penerimaan ini secara bruto terkontraksi 0,34%, tetapi secara neto kontraksi 3,11%.
Meskipun masih mengalami kontraksi, kinerja jenis pajak ini dinilai menunjukkan perbaikan pertumbuhan karena secara bulanan sudah positif.
Sedangkan PPh migas, realisasinya Rp53,7 triliun atau 70,31% dari target. Kinerja ini secara bruto kontraksi 8,97%, sedangkan secara neto minus 8,9% akibat penurunan lifting minyak bumi.
"PPh migas mudah-mudahan akan ada turn around juga dalam 2 bulan terakhir nantinya, memang karena kita belum mencapai [target] lifting minyak," ujarnya.
Sementara itu, Anggito menyebut realisasi PPN dan PPnBM tercatat senilai Rp620,42 triliun atau 76,47% dari target. Penerimaan ini secara bruto tumbuh 7,87%, sedangkan netonya tumbuh 3,5%.
Adapun untuk PBB dan pajak lainnya, realisasinya Rp32,65 triliun atau 86,52% dari target. Penerimaan ini secara bruto tumbuh 12,81%, sedangkan netonya tumbuh 13,6%. (sap)