Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan rasio utang pemerintah masih termasuk rendah.
Dalam pidato di depan DPR, Jokowi menyatakan kondisi politik dan ekonomi kita tetap stabil walaupun diterpa banyak tantangan dan ketidakpastian. Hal itu salah satunya tecermin dari rasio utang pemerintah Indonesia yang termasuk paling rendah dibandingkan dengan negara G-20 dan Asean.
"Rasio utang kita juga salah satu yang paling rendah di antara kelompok negara G-20 dan Asean," katanya, dikutip pada Sabtu (17/8/2024).
Pada akhir Juni 2024, posisi utang pemerintah tercatat senilai Rp8.444,87 triliun. Rasio utang tersebut terhadap PDB adalah sebesar 39,13%.
Dalam laporan APBN Kita edisi Juli dijelaskan rasio utang pemerintah tersebut masih di bawah batas aman 60% PDB sesuai UU 17/2003 tentang Keuangan Negara.
Pemerintah menyatakan konsisten mengelola utang secara cermat dan terukur dengan menjaga risiko suku bunga, mata uang, likuiditas, dan jatuh tempo yang optimal. Selain masih sesuai dengan UU Keuangan Negara, rasio utang dinilai aman karena mengutamakan pengadaan utang dengan jangka waktu menengah-panjang, serta dilakukan pengelolaan portofolio utang secara aktif.
Pada akhir Juni 2024, profil jatuh tempo utang pemerintah terhitung cukup aman dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo (average time maturity/ATM) selama 7,98 tahun.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan tren penurunan rasio utang pemerintah, setelah melonjak ketika pandemi Covid-19. Rasio utang pemerintah sempat menyentuh angka 40,73% pada 2021, tetapi kemudian turun menjadi 39,7% pada 2022 dan 39,21% pada 2023.
"Rasio utang kita menurun. Tadi disampaikan oleh Bapak Presiden termasuk yang terendah di dalam G-20 maupun Asean," ujarnya. (sap)