Hasil tangkapan layar dari akun Ditjen Pajak.
JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) kembali mengingatkan wajib pajak untuk mewaspadai modus penipuan yang mengatasnamakan aplikasi M-Pajak.
DJP menyatakan terdapat modus penipuan yang meminta wajib pajak mengunduh aplikasi M-Pajak pada laman palsu. Wajib pajak pun perlu berhati-hati ketika hendak mengunduh M-Pajak.
"Pastikan selalu mengunduh aplikasi M-Pajak hanya melalui Google Play atau http://play.google.com. Jangan sampai salah unduh!" tulis DJP melalui akun X, Jumat (9/8/2024).
DJP menjelaskan penipu biasanya akan berpura-pura meminta wajib pajak mengunduh dan meng-install aplikasi M-Pajak dari alamat situs yang mencurigakan. Apabila menemukan kasus demikian, wajib pajak pun perlu memeriksa browser yang dikirimkan oleh penipu.
Menurut DJP, Google Play akan selalu menggunakan domain play.google.com. Selain domain tersebut, dapat dipastikan adalah penipuan.
"Waspada jika mendapat email atau chat untuk download aplikasi melalui alamat situs selain domain resmi dari Google Play tersebut," bunyi pengumuman DJP.
Aplikasi M-Pajak dikembangkan untuk memudahkan wajib pajak mengakses layanan pajak yang lebih personal, mudah, dan cepat dari ponsel. Saat ini, M-Pajak telah menyediakan berbagai layanan yang dibutuhkan wajib pajak.
Pertama, layanan pembuatan kode billing pembayaran pajak secara online. Kode billing yang didapat bisa digunakan untuk pembayaran melalui bank, ATM, atau e-commerce.
Kedua, layanan lainnya seperti informasi Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP), Surat Keterangan Fiskal (SKF), dan Surat Keterangan PP 23. Ada juga layanan daftar unduhan untuk mengakses dokumen permohonan yang selesai diproses.
Ketiga, peraturan perpajakan. Fitur ini membantu pengguna untuk mengakses peraturan-peraturan terbaru terkait dengan perpajakan.
Keempat, tenggat pajak. Pengguna mendapat pengingat mengenai tanggal-tanggal penting terkait dengan perpajakan pada tahun berjalan. Layanan atau fitur ini disediakan sehingga pengguna tidak terlambat dalam pelaporan dan/atau pembayaran pajak.
Kelima, layanan verifikasi dan validasi dokumen. Dengan layanan ini, verifikasi dan validasi dokumen yang diterbitkan DJP dapat dilakukan dengan memindai (scan) QR Code. Dengan layanan ini, pengguna bisa mengetahui keaslian dan keabsahan dokumen perpajakan.
Keenam, profil wajib pajak. Fitur ini menampilkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) elektronik. Selain itu, ada pula informasi lengkap mengenai wajib pajak. Informasi mengenai nama account representative (AR) dan kewajiban perpajakan juga tersedia.
Ketujuh, layanan lupa electronic filing identification number (EFIN). Layanan atau fitur ini digunakan untuk mendapatkan kembali EFIN dengan memasukkan data yang diperlukan serta mengikuti petunjuk yang diberikan.
Kedelapan, kalkulator pajak. Layanan ini dapat digunakan untuk menghitung pajak yang terutang secara cepat. Kalkulator pajak untuk menghitung berbagai macam pajak, termasuk PPh Pasal 21 dengan menggunakan tarif efektif rata-rata (TER).
Kesembilan, live chat dengan agen Kring Pajak 1500200. Pengguna dapat memanfaatkan fitur ini untuk berbincang dengan agen Kring Pajak. Selain itu, tersedia pula informasi mengenai kantor pelayanan pajak (KPP) terdekat. (rig)