Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Bea Cukai (DJBC) kembali mengingatkan masyarakat mengenai aturan kepabeanan atas barang bawaan penumpang, terutama yang berencana melakukan perjalanan ke luar negeri saat libur akhir tahun.
DJBC menyatakan setiap penumpang dari luar negeri harus mematuhi ketentuan kepabeanan yang tertuang dalam PMK 203/2017. Salah satunya, menyampaikan pemberitahuan pabean atas barang bawaan penumpang dapat dilakukan melalui customs declaration (CD).
"Bagi yang berencana untuk liburan bersama keluarga ke luar negeri, jangan lupa ketika kembali ke Indonesia untuk isi electronic customs declaration (e-CD) ya," bunyi keterangan foto yang diunggah akun Instagram @bcsoetta, Selasa (31/10/2023).
PMK 203/2017 mengatur setiap barang impor yang dibawa penumpang dari luar negeri wajib diberitahukan kepada petugas bea cukai. Pada saat ini, juga telah tersedia layanan customs declaration secara elektronik atau e-CD.
Pengisian e-CD dilakukan melalui situs http://ecd.beacukai.go.id. Penggunaan e-CD memiliki beragam kelebihan dibandingkan dengan pengisian formulir secara manual. Bagi pengguna layanan, e-CD dinilai lebih praktis, cepat, dan fleksibel karena dapat diakses di mana saja dan kapan saja melalui gawai bahkan sejak H-2 kedatangan.
Sementara bagi petugas DJBC, layanan e-CD membuat proses pengawasan terhadap barang bawaan penumpang lebih efektif dan efisien. Pasalnya, customs declaration merupakan dokumen awal pemeriksaan barang yang bertujuan mengidentifikasi barang-barang yang termasuk larangan dan/atau pembatasan (lartas), serta barang kena pajak atau bukan.
Meski wajib menyampaikan custom declaration, atas barang bawaan penumpang tidak otomatis dikenakan bea masuk. Melalui PMK 203/2017, pemerintah memberikan pembebasan bea masuk dan pajak atas impor bawaan penumpang untuk barang personal use, dengan nilai pabean maksimal free on board (FOB) US$500 per orang.
Pembebasan yang diberikan berupa bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI) yang terdiri atas pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), dan pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 impor.
Pada barang yang melebihi batas nilai pabean, maka atas kelebihan tersebut dipungut bea masuk dan PDRI. Barang bawaan penumpang kategori personal use akan dikenakan bea masuk dengan tarif flat sebesar 10%, PPN sebesar 11%, serta PPh Pasal 22 impor sebesar 10% bagi yang memiliki NPWP atau 20% bagi yang tidak memiliki NPWP.
Apabila membawa handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT), penumpang juga perlu mendaftar international mobile equipment identity (IMEI). HKT dari luar negeri yang bisa didaftarkan IMEI maksimal sebanyak 2 unit.
"Informasi lebih lanjut dapat mengunjungi tautan linktr.ee/humasBCSH," bunyi unggahan Bea Cukai Soetta. (sap)