Ilustrasi. Suasana upacara pelantikan Presiden baru Hungaria Katalin Novak, di Kossuth Square di Budapes, Hungaria, Sabtu (14/5/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Bernadett Szabo/AWW/djo
BUDAPEST, DDTCNews – Pemerintah Hungaria diestimasikan meraup penerimaan hingga EUR575 juta atau setara dengan Rp8,85 triliun seiring dengan implementasi windfall tax atas penghasilan dari perusahaan-perusahaan energi.
Analisis Eurointelligence Jack Smith mengatakan Pemerintah Hungaria baru-baru ini mengenalkan windfall tax sebesar 25% terhadap penghasilan yang didapat dari selisih antara harga minyak asal Rusia dan harga minyak global.
“Kebijakan [windfall tax] tersebut membuat Budapest memperoleh penerimaan sekitar US$600 juta atau setara dengan EUR575 juta dalam setahun,” katanya seperti dilansir theguardian.com, Minggu (19/6/2022).
Hungaria merupakan salah satu negara, termasuk Republik Ceko dan Slovakia yang mendapatkan pengecualian dari kebijakan embargo Uni Eropa atas impor minyak asal Rusia. Kondisi tersebut membuat Hungaria mendapatkan ‘berkah’ dari sisi penerimaan.
Jack menilai ‘keuntungan tersembunyi’ tersebut pada gilirannya dapat menutup anggaran pemerintah yang tengah defisit. Sepanjang Januari-April 2022, pemerintah telah membukukan defisit anggaran hingga US$7,2 miliar atau setara dengan Rp106,12 triliun.
Sementara itu, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban menjelaskan pengenaan windfall tax sebesar 25% terhadap perusahaan-perusahaan energi, terutama produsen bensin, akan berlaku hingga 2023 mendatang.
“Pengenaan windfall tax 25% akan berdasarkan selisih harga antara harga minyak mentah dunia dan minyak mentah dari Rusia,” tuturnya.
Di sisi lain, pemimpin Uni Eropa menargetkan rencana embargo impor minyak asal Rusia, yang menyumbang 90% dari total nilai impor Rusia, akan diselesaikan pada akhir tahun ini. (rig)