Ilustrasi. (Foto: AP Photo/Mal Fairclough, FILE/apnews.com)
BEIJING, DDTCNews - Pemerintah China mengenakan tarif bea masuk tambahan atas impor minuman anggur (wine) yang berasal dari Australia. Impor wine dari Australia ke China tercatat mencapai US$1,2 miliar per tahun.
Pengenaan tarif ini dilatarbelakangi oleh temuan awal China yang menunjukkan adanya praktik dumping yang dilakukan oleh Australia atas ekspor wine dari negara tersebut.
"Investigasi atas dugaan praktik dumping oleh Australia sesungguhnya belum selesai. Namun, wine dari Australia yang masuk ke China akan dikenai tarif berupa deposit dengan tarif sebesar 107% hingga 200% per 28 November," tulis abc.net.au, seperti dikutip Jumat (27/11/2020).
Kebijakan ini dikeluarkan setelah Kementerian Perdagangan China memerintahkan kepada seluruh importir untuk menghentukan importasi wine dari Australia dan 6 produk lainnya.
Tony Battaglene dari Australian Grape and Wine mengatakan pengenaan tarif itu sangat membebani eksportir wine Australia. "China itu pasar besar wine Australia sekaligus kompetitor produsen wine di Eropa. Tarif 107% hingga 200% ini membuat kami kesulitan berkompetisi di pasar," ujarnya.
Akibat penetapan tarif yang mendadak serta perintah kepada importir China untuk menghentikan pemesanan wine dari Australia tersebut, Battaglene mengatakan terdapat ratusan kontainer wine Australia yang tertahan di pelabuhan.
Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham pun mengatakan pengenaan tarif bea masuk tambahan ini akan menimbulkan dampak yang besar. Menurutnya, tarif baru tersebut dikeluarkan tanpa bukti dan justifikasi yang jelas.
"Tarif tambahan itu sesungguhnya adalah beban bagi konsumen. Namun, tarif yang dikenakan teramat sangat besar sehingga kemungkinan besar konsumen China tidak akan membeli wine yang diproduksi oleh Australia," ujar Birmingham. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.